SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN</strong> — Waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB, Selasa (10/4/2018), saat puluhan siswa salah satu sekolah dasar negeri (SDN) di Gondang, Sragen, menghambur keluar dari ruang kelas masing-masing untuk beristirahat.</p><p>Sebagian siswa langsung melepas sepatu dan mengambil bola plastik untuk bermain bola di halaman sekolah. Sebagian yang lain duduk-duduk di teras sembari menonton teman mereka bermain bola.</p><p>Tak terkecuali Ag, 13, dan As, 12, yang pekan lalu terjerat <a title="Ingin Punya HP, 2 Siswa SD Sragen Ditangkap Saat Hendak Curi Motor" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180405/491/908293/ingin-punya-hp-2-siswa-sd-sragen-ditangkap-saat-hendak-curi-motor">kasus pencurian sepeda motor </a>&nbsp;Honda Revo berpelat nomor AD 2581 RY. Mereka duduk-duduk di teras ruang kelas I bersama dua siswa lain.</p><p>Sesekali mereka berdiri sambil bercerita dan memakan jajanan yang mereka beli. Kendati terjerat kasus pencurian kendaraan, Ag, dan As, telah dibolehkan kembali ke sekolah sejak Rabu (4/4/2018) lalu.</p><p>"Iya, mereka sudah sekolah lagi. Kalau tidak salah sejak Rabu [4/4/2018]. Tapi setiap Senin dan Kamis masih lapor ke Polres," tutur Kepala SDN, Yuli Astri, saat diwawancara <em>Solopos.com</em> di ruang kerjanya.</p><p>Perempuan berkerudung yang baru sebulan menjabat sebagai kepala di sekolah itu mengatakan memberikan perhatian khusus kepada Ag dan As semenjak kembali mengikuti kegiatan sekolah. Tujuannya mereka tak merasa malu atau pun depresi setelah kasus yang membuat mereka harus berurusan dengan polisi.</p><p>Siswa lain pun diminta bergaul seperti biasa dengan Ag dan As di sekolah. Dia tak ingin Ag dan As dikucilkan oleh teman-temannya. "Selama ini mereka tak pernah ada kasus apa pun. Mencuri pulpen atau penghapus saja tidak, tahu-tahu mencuri motor," sesal dia.</p><p>Yuli menjelaskan Ag memang berasal dari keluarga <em>broken home</em> dan baru setahun pindah ke sekolah itu. Siswa kelas VI itu adalah anak bungsu dari delapan bersaudara asal Mantingan, Ngawi.</p><p>Ayah kandung Ag telah meninggal dunia, sedangkan ibundanya sakit. Beberapa waktu terakhir, Ag dan ibu kandungnya tinggal bersama tantenya. Ekonomi keluarga mereka tergolong kurang mampu.</p><p>"Ag ini sudah dianggap seperti anak sendiri oleh tantenya," kata Palupi, guru kelas Ag dan As.</p><p>Tak berbeda dengan Ag, ekonomi keluarga As yang juga siswa kelas VI sekolah itu, tergolong kurang mampu. Ayah As bekerja sebagai sopir angkutan barang. Setiap hari ayah dari As berangkat kerja pukul 07.00 WIB dan pulang sore hari atau tengah malam. Sedangkan ibunda As mengurus rumah.</p><p>"As anak ke empat dari lima bersaudara. Saat di rumah pendiam dan penurut. Tidak nakal. Apalagi <a title="Pencurian Sragen: Dua Bocah Pelaku Pencurian akan Jalani Diversi" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180406/491/908501/pencurian-sragen-dua-bocah-pelaku-pencurian-akan-jalani-diversi">mencuri barang</a>. Kalau butuh apa-apa dia bilang," tutur Sp, ibundanya saat diwawancara Solopos.com.</p><p>Sembari terisak perempuan berkerudung hitam itu mengaku tidak habis pikir dengan perbuatan nekat anaknya. Sejak kejadian tersebut dia dan suaminya merasa sangat terpukul, malu, dan susah tidur.</p><p>"Suami saya sangat sedih, menangis saat tahu perbuatan anak saya. Saat anak saya tidur suami saya sering memeluk dan mengelus-elus kepalanya sambil menangis. Semoga ini tak terulang," harap dia.</p><p>Sp mengatakan pascaaksi<a title="Pencurian Sragen: Bocah MTs Mondokan Tertangkap Curi Sepeda Motor" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180409/491/909178/pencurian-sragen-bocah-mts-mondokan-tertangkap-curi-sepeda-motor"> pencurian </a>&nbsp;yang dilakukan Ag dan anaknya, suaminya telah memberikan telepon seluler (ponsel) untuk As. Anaknya itu sangat ingin mempunyai ponsel.</p><p>Apalagi hampir semua teman bermain As sudah mempunyai ponsel. "Anak saya malu tidak punya Hp. Sebab semua temannya sudah punya HP. Sebelumnya dia memang sempat minta dibelikan HP," urai dia.</p><p>Koordinator Wilayah Kecamatan Gondang Bidang Pendidikan, Karmo, saat diwawancarai <em>Solopos.com</em> mengaku sudah meminta jajaran guru di sekolah Ag dan As agar memberikan perhatian kepada dua anak itu. Tujuannya Ag dan As merasa diperhatikan dan dibutuhkan di lingkungan sekolah.</p><p>"Justru jangan dijauhi, harus didekati, diajak mengobrol. Dengan begitu mereka merasa diperhatikan," kata dia.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya