SOLOPOS.COM - Tim Satreskrim Polres Sragen bersama guru memeragakan peristiwa percobaan penculikan di depan SDN 1 Pantirejo, Kecamatan Sukodono, Sragen, Rabu (9/11/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kasus percobaan penculikan di Sragen belakangan meresahkan warga.

Solopos.com, SRAGEN — Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso masih kesulitan mengungkap pelaku dugaan percobaan penculikan yang terjadi di beberapa lokasi di Bumi Sukowati. Kapolres membutuhkan saksi yang benar-benar mengetahui ciri-ciri pelaku dan melihat langsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kapolres heran karena sudah menyebar nomor ponsel hotline ternyata sampai sekarang tidak ada yang laporan. “Kami masih menyelidiki kasus itu. Kami belum menyimpulkan apa-apa karena sulit mencari saksi yang benar-benar hafal, melihat, dan mengetahui pelakunya. Sampai sekaran tak ada yang lapor padahal saya sudah nyebar nomor hitline. Motifnya apa belum tahu. Apa sekadar membuat isu untuk membuat gaduh di masyarakat juga belum tahu,” ujar Kapolres saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (12/11/2016). (Baca: Pengakuan 5 Bocah yang Nyaris Diculik)

Kapolres mengetahui adanya foto seorang perempuan berkaca mata yang diduga sebagai salah satu pelaku percobaan penculikan itu. Tetapi Kapolres tidak bisa menemukan siapa yang memotret perempuan itu. Dia tidak ingin gegabah dalam memeriksa orang, apalagi menuduh orang.

“Ya, kalau orang yang dituduh terima. Kalau tidak terima kan bisa menuntut. Saya minta kasus dugaan percobaan penculikan itu jangan sering diberitakan. Bisa jadi tujuan mereka hanya membuat keresahan dengan memanfaatkan media. Itu yang mestinya diantisipasi,” ujarnya.

Kapolres khawatir keresahan itu akan berakibat pada munculnya aksi main hakim sendiri dengan santet atau main pukul karena saling curiga. Dia mengajak semua pihak untuk menjaga kedamaian Sragen. “Kalau jelas ada yang laporan, kami bisa bergerak cepat untuk menutup akses jalan,” tuturnya.

Sebelumnya, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen, Kusmanto, sudah meminta semua sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) untuk memasang spanduk berisi waspada penculikan. Instruksi lisan itu bertujuan untuk membatasi ruang gerak pelaku penculikan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya