SOLOPOS.COM - Nicolas Maduro (Solopos-Reuters)

Lagu Despacito memang belum ada matinya. Saking populernya lagu yang kali pertama dilantunkan penyanyi Puerto Rico Luis Fonsi dan Daddy Yankee ini, lagu itu bahkan dipilih jadi lagu kampanye politik. Hal itu dilakukan Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang sedang getol mengkampanyekan referendum untuk pembentukan Majelis Konstitusi, lembaga legislatif baru yang tak disukai kebanyakan rakyat karena dinilai hanya jadi strategi untuk melanggengkan kekuasaan.

Seperti diberitakan The Guardian, pada Minggu (23/7/2017) lalu pemerintah Maduro memperkenalkan lagu kampanye baru yang merupakan versi remix dari lagu Latin yang sedang sangat populer itu. Lirik lagu Despacito, yang artinya “pelan-pelan” dalam bahasa Spanyol, diubah menjadi ajakan agar rakyat memilih untuk mendukung pembentukan Majelis Konstitusi. “Seruan kami untuk Majelis Konstitusi hanya demi persatuan negeri … Despacito!” begitu lirik lagu kampanye itu, yang kali pertama diperdengarkan dalam acara TV rutin mingguan yang dipandu langsung Presiden Maduro. “Gimana? Suka enggak dengan videonya?” tanya Maduro kepada peserta kampanyenya, yang disambut sorakan dan tepukan tangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yang dengan cepat menyatakan tidak suka tentu para empunya lagu itu, Luis Fonsi dan Daddy Yankee. “Saya sama sekali tidak pernah dimintai izin dan dengan begitu tidak mengizinkan penggunaan atau pengubahan lirik lagu Despacito demi ambisi politik, apalagi di tengah situasi mengenaskan yang tengah terjadi di Venezuela, negeri yang sangat saya cintai,” ujar Fonsi dalam cuitan di akun Twitter-nya.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara itu Daddy Yankee di akun Instagramnya mengunggah gambar Maduro yang disilang merah. “Aksi ilegalmu menggunakan lagu [Despacito] tak sebanding dengan kejahatan yang selama ini kamu lakukan di Venezuela. Rezim diktatormu dagelan, bukan hanya buat saudaraku rakyat Venezuela tapi juga buat seluruh dunia,” kata Daddy Yankee.

Sudah berbulan-bulan rakyat Venezuela berdemo menentang pemerintahan Maduro yang berkuasa sejak 2013. Ambruknya perekonomian yang ditandai inflasi tinggi dan nyaris tak tersedianya barang-barang kebutuhan pokok membuat rakyat berunjuk rasa, di mana aksi unjuk rasa yang terjadi diwarnai dengan jatuhnya korban tewas hingga hampir 100 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya