SOLOPOS.COM - Pengerukan tanah sedimentasi Kali Pepe, Solo, Rabu (12/11/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Pencemaran Solo, sebanyak enam sungai di Solo tercemar bakteri e-coli.

Solopos.com, SOLO–Seluruh sungai di Kota Bengawan dicemari sampah rumah tangga. Sampah ini mengakibatkan pencemaran air hingga pendangkalan aliran sungai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, enam sungai di Solo tercemar banteri Escherichia coli (e-coli). Keenam sungai itu meliputi Sungai Gajah Putih, Kali Anyar, Sungai Pepe, Sungai Brojo, Sungai Jenes, dan Sungai Bhayangkara. Sumber pencemaran terbesar adalah limbah rumah tangga dan industri kecil yang masih dibuang ke aliran sungai.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo Widdi Srihanto menyebut penyebab utama pencemaran air sungai di Kota Bengawan adalah limbah rumah tangga. “Yang menurunkan kualitas air sungai adalah 80% limbah domestik rumah tangga,” kata Widdi ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (6/3/2016).

Guna mencegah hal itu terus berlanjut, Widdi mengaku gencar mengedukasi masyarakat untuk tak buang sampah ke sungai. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga sungai ini, penyebab masih tingginya pencemaran air sungai di Solo. “Kami sekarang berupaya menyadarkan perilaku masyarakat. Kami sosialisasikan secara terus menerus,” ujar Widdi.

Selain sosialisasi, BLH mengajak berbagai elemen peduli sungai dan masyarakat sekitar untuk melaksanakan gerakan bersih-bersih sungai. Menurutnya keterlibatan masyarakat sekitar sungai diharapkan mampu meningkatkan kesadaran untuk ikut menjaga sungai. Diakuinya, selama ini perilaku masyarakat dalam membuang sampah langsung ke aliran sungai masih tinggi. Mereka biasanya warga yang tinggal di daerah aliran sungai. Setidaknya setiap hari, puluhan ribu sampah terbawa arus sungai. Kebanyakan berasal dari anakan sungai yang kemudian terbawa arus ke hilir saat musim hujan.

“Dan akhirnya menumpuk di pintu-pintu air. Kondisi ini kalau dibiarkan bisa menyebabkan banjir,” kata Widdi.

Widdi sepakat dengan rencana Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang akan menggandeng Satpol PP untuk menindak tegas pelaku pembuang sampah ke aliran sungai. Hal ini bisa memberi shock terapy bagi mereka yang terbiasa membuang sampah ke sungai. Di sisi lain, tingkat pencemaran air sungai dipastikan akan menurun seiring penegakan aturan tersebut. Widdi mengatakan BLH rutin menguji kualitas air sungai di Solo. Ada tujuh komponen parameter untuk menilai kondisi air, di antaranya mengukur kadar BOD, COD, kandungan logam berat, warna, bau, dan rasa, seng, dan lainnya.

“Kondisi air sungai memang tidak bisa dikatakan baik. Selain tercemar sampah, air sungai juga tercemar limbah tinja warga yang dibuang langsung ke sungai,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya