SOLOPOS.COM - Ilustrasi sampah di sungai (JIBI/Solopos/Dok)

Pencemaran lingkungan terjadi di sejumlah sungai dan saluran irigasi.

Harianjogja.com, BANTUL — Pencemaran lingkungan terjadi di sungai dan saluran irigasi yang melintasi wilayah Bantul. Area tersebut masih menjadi tempat favorit warga membuang sampah. Akibatnya, bendungan dan saluran irigasi kerap mengalami penyumbatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Seksi Operasi dan Jaringan Dinas SDA Bantul Yitno mengatakan tanggung jawab mengelola daerah aliran sungai dan saluran irigasi tersebut tidak sebanding dengan jumlah petugas yang dimiliki lembaganya. Menurut dia, SDA memiliki tanggung jawab memelihara 100 titik daerah irigasi, dengan jumlah petugas hanya sebanyak 25 orang. Sebagian besar petugas merupakan tenaga kontrak.

“Kalau PNS [pegawai negeri sipil] sangat sedikit, karena Bantul tidak boleh merekrut PNS sampai 2017 nanti,” lanjut Yitno.

Minimnya jumlah tenaga kerja yang bertugas membersihkan saluran irigasi memaksa lembaganya memanfaatkan para penjaga pintu air untuk turut turun tangan membersihkan saluran yang tersumbat.

Ia berharap, petugas yang menangani saluran irigasi ke depan dapat ditambah. Ditambahkannya, beban kerja memelihara daerah irigasi di Bantul lebih berat dibanding daerah lainnya. Selain karena banyak menerima limpahan sampa dari wilayah utara, Kabupaten Bantul memiliki banyak saluran irigasi karena daerah ini merupakan wilayah pertanian.

”Kalau di Kota Jogja kan lahan pertaniannya sudah hampir habis. Kalau Bantul masih banyak makanya banyak saluran irigasi yang harus dirawat,” imbuhnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya