SOLOPOS.COM - Ilustrasi tambang timah (foe.co.uk)

Pencemaran lingkungan tanah mulai terkontaminasi timah.

Harianjogja.com, SLEMAN — Pembangunan dan aktivitas manusia di Kota Jogja yang semakin padat berdampak pada risiko pencemaran timah dalam tanah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dosen Departemen Geologi Universitas Yangon Myanmar, Saw Aung Zaw Aye dalam ujian terbuka program doktor di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan, dalam dua dekade (20 tahun) terakhir, urbanisasi telah mentransformasi struktur Kota Jogja. Tingginya pertumbuhan populasi, jumlah permukiman, hotel, pusat perbelanjaan, maupun kendaraan bermotor juga semakin meningkat. Pertumbuhan yang begitu pesat ini dinilai dapat memunculkan risiko pencemaran lingkungan, termasuk kontaminasi timah.

“Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi timah di Kota Jogja tiga kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi timah di wilayah Pakem, Sleman dan empat kali lebih tinggi dibandingkan di area Merapi,” ungkapnya, dalam rilis diterima Harian Jogja, Selasa (27/6/2016).

Timah, imbuh dia, menjadi potensi kontaminasi di Kota Jogja sebagai efek dari aktivitas manusia. Konsentrasi timah di area urban meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan urban. Meski konsentrasi timah belum sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan, hal ini tetap perlu menjadi perhatian, karena timah merupakan salah satu logam yang beracun dan dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya