SOLOPOS.COM - Putri sulung Presiden Keempat Indonesia K.H. Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, mengisi halakah bertema ”Menyelamatkan Pesantren dan Nahdliyin dari Jebakan Korupsi” di Ponpes Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang, Senin (28/3/2016). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Pencegahan korupsi dilakukan pondok-pondok pesantren nahdliyin se Jawa Tengah dengan menggelar halakah.

Semarangpos.com, SALATIGA – Putri sulung Presiden Keempat K.H. Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Munawaroh atau yang akrab disapa Alissa Wahid, membeberkan jika pernah ada salah satu dari Rais Syuriah Pengurus Wilayah (PW) Nahdatul Ulama (NU) yang coba dijebak oleh salah seorang koruptor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya lupa waktunya kapan. Tapi, saat itu rais syuriah itu diminta mengajukan proposal dan data pondok pesantrennya. Setelah itu, baru dia bisa menerima dana puluhan juta dari bantuan sosial pemerintah,” ujar Alissa saat mengisi acara halakah di Ponpes Edi Mancoro, Gedangan, Tuntang, Kabupaten Semarang, Senin (28/3/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Halakah di Ponpes Edi Mancoro ini mengambil tema “Menyelamatkan Pesantren dan Nahdliyin dari Jebakan Korupsi.” Beberapa ulama dan tokoh antikorupsi Tanah Air turut tampil dalam halakah itu sebagai pengisi acara, seperti pengurus Ponpes Raudlatuh Tholibin Rembang K.H.  Mustofa Bisri, mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto, Direktur Dikyanmas KPK Sujanarko, dan anggota Dewan Penasihat Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) K.H. Masdar F. Mas’udi.

Alissa sebagai salah seorang tokoh penggagas halakah itu mengaku acara tersebut digelar memang guna menyikapi jebakan para koruptor terhadap para kiai maupun pengelola lain ponpes NU. Kondisi ini tak lain karena selama ini praktek para koruptor memang acap kali melibatkan kiai-kiai yang memiliki pesantren dengan basis massa besar, terutama menjelang pemilu atau pilkada.

“Praktek semacam itu acap kali terjadi di lingkungan ponpes. Makanya, kami gelar acara ini untuk menyikapi bagaimana tidak terjebak dalam lingkaran korupsi semacam itu,” imbuh Alissa.

Alissa mengaku acara halakah untuk memerangi korupsi di tingkat ponpes sebenarnya sudah gencar dilakukan sejak tahun 2015 lalu di sembilan kota di Tanah Air. Tahun 2016 ini, pihaknya menargetkan lima kota untuk menggelar halakah semacam ini.

“Dari acara ini, kami akan berikan rumusan dan cara-cara yang akan diterapkan di setiap ponpes, bagaimana cara menanggulangi praktek-praktek korupsi. Supaya para koruptor tidak semudah itu menggandeng para kiai dan ponpesnya,” imbuh Alissa.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya