Solopos.com, KLATEN—Sejumlah atlet penyandang disabilitas yang bernaung di bawah National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Klaten mendatangi Pemkab Klaten, Selasa (15/2/2022) siang. Para atlet difabel itu mendesak Pemkab Klaten segera mencairkan apresiasi tali asih/bonus bagi atlet berprestasi, baik di tingkat Jateng dan nasional.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, para atlet penyandang disabilitas semula telah berkirim surat untuk menemui Bupati Klaten, Sri Mulyani, di Pemkab Klaten, Selasa (15/2/2022). Surat dikirimkan pada Kamis (10/2/2022).
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Sedianya, para atlet penyandang disabilitas ingin ditemui Bupati Klaten, Sri Mulyani. Namun, orang nomor satu di Pemkab Klaten tersebut memiliki agenda lain. Hal yang sama juga dialami Yoga Hardaya selaku Wakil Bupati (wabup) Klaten yang tak dapat menemui perwakilan atlet penyandang disabilitas berprestasi tersebut.
Baca Juga: Prajurit Kodim Klaten Borong Medali Peparnas XVI Papua
Dalam pelaksanaannya, perwakilan atlet penyandang disabilitas ditemui Pelaksana Tugas (PLt) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten, Jaka Purwanta; Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten, M., Nasir; dan perwakilan Dinas Kebudayaaan Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Klaten.
Pada kesempatan itu, perwakilan NPCI Klaten membacakan surat pernyataan sikap yang intinya menuntut pemenuhan hak penyandang disabilitas yang berprestasi berupa tali asih di ajang Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) 2018 dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2021. Pembacaaan sikap dibacakan oleh Dio Prasetyawan, perwakilan atlet cabang olahraga panahan.
“Jumlah atlet penyandang disabilitas yang berprestasi mencapai kurang lebih 40-an [peraih medali emas, perak, dan perunggu di Peparprov dan Peparnas]. Bonus atau apresiasi tali asih itu senilai kurang lebih Rp1,6 miliar. Selama ini baru 25 persen [pencairannya]. Para atlet penyandang disabilitas ini kan telah membawa nama harum Klaten. Sampai sekarang kan belum ada titik terang [kekurangan pembayaran]. Makanya, kami datang ke Pemkab,” Ketua NPCI Klaten, Sri Mulyo, kepada Solopos.com, Selasa (15/2/2022).
Baca Juga: Atlet PON dan Peparnas Wonogiri Peraih Medali Dipastikan Dapat Bonus
Sri Mulyo mengatakan NPCI Klaten telah menjadi organisasi yang berdiri secara mandiri. Sejak 2015, NPCI Klaten sudah keluar dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Klaten.
Meski seperti itu, anggaran yang dikelola NPCI Klaten terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun lantaran pandemi Covid-19.
“Di tahun 2019 itu anggarannya sempat senilai Rp700 juta. Terus menurun lagi di tahun 2020, senilai Rp200 juta. Lalu di tahun 2021 sama dengan tahun 2022 ini, yakni senilai Rp100 juta. Di sisi lain, anggaran di KONI Klaten di tahun ini senilai Rp1,1 miliar,” katanya.
Baca Juga: Menahan Sakit Lambung saat Bertanding Berbuah Medali Peparnas Papua
Sri Mulyo mengatakan pertemuan dengan Jaka Purwanta; M., Nasir; dan perwakilan Dinas Kebudayaaan Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Klaten dinilai telah membuahkan hasil.
“Setelah kami sampaikan kondisi yang sebenarnya, kami diminta untuk mengajukan anggaran untuk dimasukkan di APBD perubahan tahun ini. Kami akan menunggu realisasi tersebut terlebih dahulu. Kami yakin, Pemkab Klaten pasti memberikan apresiasi tali asih itu ke para atlet penyandang disabilitas yang telah menorehkan prestasi sekaligus mengharumkan Kabupaten Bersinar, baik di kancah Peparprov atau pun Peparnas,” kata Sri Mulyo.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
