SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Muhammad Tora, memberikan keterangan kepada awak media di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (17/11/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Korban pencabulan oleh seorang guru SD di Girimarto, Wonogiri, mencapai 75 anak.

Solopos.com, WONOGIRI — Polres Wonogiri mengungkapkan fakta terbaru kasus pencabulan oleh oknum guru SD di Girimarto, S, 49. Jumlah korban pencabulan oleh guru itu mencapai 75 anak selama 13 tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diungkapkan Kapolres Wonogiri, AKBP Muhammad Tora, saat Workshop Peningkatan Peran Keluarga dan Remaja untuk Mencegah Kekerasan Seksual Terhadap Anak-Anak di Sekolah Dasar yang diselenggarakan Polres di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Jumat.

Ekspedisi Mudik 2024

Kapolres membeberkan pendataan dan konseling terhadap korban tetap dilakukan meskipun banyak korban yang enggan mengungkit kejadian masa lalu mereka. “Para korban banyak yang tidak mau mengurus karena sudah dewasa dan ada yang sudah berkeluarga. Bahkan, ada yang ibunya jadi korban [saat SD] dan anaknya jadi korban lagi [dengan pelaku yang sama],” ungkapnya.

Setelah mencuatnya kasus tersebut pada bulan lalu, Polres Wonogiri melakukan program khusus selama tiga bulan di Girimarto untuk konseling dan pendampingan korban. Selain itu, Polres juga menjalankan Patroli Seliweran saat waktu sekolah, yakni Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) bersama ibu-ibu melakukan patroli ke sejumlah rumah untuk mengasuh anak di bawah usia sekolah jika diperlukan. “Kami namakan Seliweran karena tidak asing di telinga masyarakat,” jelasnya. (Baca: Begini Modus Guru SD Girimarto Cabuli Siswinya)

Kapolres menyebut kasus kekerasan seksual terhadap anak di Wonogiri sering terjadi dengan pelaku orang terdekat, mulai dari keluarga, pacar, hingga guru di sekolah. Untuk sekolah yang pernah menjadi lokasi kekerasan seksual terhadap anak, Kapolres langsung turun tangan untuk membina para guru di sekolah tersebut.

“Kalau ada kasus [pencabulan] di sekolah, langsung saya catat, dapat bendera hitam. Guru-gurunya harus dibina,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, prihatin dengan banyaknya kasus pencabulan yang terjadi sekolah. Menurutnya, dunia pendidikan yang diharapkan menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak justru menjadi tempat terjadinya tindakan asusila oleh guru.

Dia mengharapkan agar masyarakat terlibat aktif melindungi masa depan generasi penerus dengan mengantisipasi terjadinya kasus serupa. Menurutnya, jumlah anggota Satgas PPA yang mencapai 3.060 orang juga belum mampu mengurai permasalahan klasik itu.

Program yang digagas pemerintah kabupaten bersama polisi dan TNI juga belum menyelesaikan masalah. Selain berharap pada keaktifan masyarakt, Bupati juga berpesan kepada 250 anak yang hadir di acara tersebut agar berani teriak jika mendapat perlakuan yang tidak normal. Bupati juga memberikan sepatu baru kepada seluruh anak yang hadir di acara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya