SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan (google/bengkuluekspress.com)

Kasus pemerkosaan terjadi di Kartasura, Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO-Seorang siswa SMA asal Kecamatan Kartasura, Sukoharjo berinisial WL mengaku diperkosa empat pemuda secara bergiliran. Peristiwa itu terjadi di rumah salah satu pemerkosa di Desa Guwokajen, Sawit, Boyolali, 8 Juni lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ibu WL, Sg mengungkapkan hari itu seharusnya anaknya sekolah. Tapi entah mengapa ia lebih memilih menuruti ajakan teman-temannya untuk makan bersama. Siang hari ketika Sg pulang dari berjualan di pasar, ia tidak mendapati WL di rumah. Ia pun mulai merasa cemas ketika hingga siang hari sekitar pukul 14.30 WIB, anaknya tidak kunjung pulang ke rumah.

“Saat itu saya sudah merasa kalau terjadi sesuatu dengan anak saya. Akhirnya saya pasrah sama Allah SWT. Tapi saya berdoa memohon agar anak saya dikembalikan dengan selamat,” ungkapnya saat ditemui solopos.com di kediamannya, Kamis (9/7/2015).

Tak lama kemudian, ungkapnya, anaknya pulang dengan selamat. Namun kekhawatirannya semakin besar karena melihat anaknya yang berubah menjadi pemurung. Esok harinya, WL baru bercerita kepada ibunya jika ia telah diperkosa. “Anak saya ingatnya diperkosa dua orang. Tapi setelah kejadian itu, ada empat orangtua dari empat pemuda yang datang ke rumah saya minta saya agar mencabut laporan ke polisi. Jadi yang memperkosa anak saya ada empat orang,” terangnya.

Sg kemudian melaporkan kasus itu ke Polsek Sawit, Boyolali. Ia kemudian diminta langsung lapor ke Polres Boyolali karena di Polsek Boyolali tidak ada polisi wanita (Polwan) yang bisa memeriksa anaknya. Sg kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polres Boyolali. WL kemudian diperiksa dan divisum. Menurut Sg, dari hasil pemeriksaan memang ditemukan fakta kalau anaknya telah melakukan hubungan layaknya suami istri.

Setelah itu, kata Sg, ia meminta polisi segera menangkap pelaku pemerkosaan. Namun pihak Polres Boyolali tidak merespon keinginan Sg. Pihak kepolisian beralasan kasusnya masih diselidiki. “Beberapa kali saya tanyakan, pihak kepolisian selalu beralasan. Jadi saya merasa diperlakukan tidak adil,” terangnya.

Sebenarnya, kata Sg, keluarga pelaku sudah mendatanginya dan meminta maaf. Ada juga keluarga yang mendatangi Sg dengan menyerahkan uang Rp10 juta dengan syarat Sg mau mencabut laporan ke kepolisian. Namun Sg bergeming. Ia tak mau menerima uang tersebut.

Ia beralasan keadilan harus ditegakkan. Ia berharap jika pelaku dipenjara, tidak semakin banyak perempuan apalagi anak di bawah umur yang menjadi korban perkosaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya