SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan (Solopos/Dok)

Pencabulan Sragen, salah satu pemerkosa anak berkebutuhan khusus di Sambirejo, Sragen, bunuh diri karena malu.

Solopos.com, SRAGEN — Salah satu pemerkosa PW, 14, seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) Sambirejo, Sragen, yang kini hamil empat bulan ternyata pakdenya sendiri, SMW, 56.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lantaran tak kuat menanggung malu, SMW memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri pada Kamis (19/1/2017). Koordinator Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sugiarsi mengatakan sebelumnya hanya YK, 30, pemuda dari dusun tetangga yang dicurigai sebagai pemerkosa PW. (Baca juga: Miris, ABK Ini Diperkosa hingga Hamil 4 Bulan)

Ekspedisi Mudik 2024

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, secara mengejutkan, SMW yang tak lain pakde PW mengakui berbuatannya di hadapan orang tua PW. “Kepada orang tua PW, SMW sudah mengaku salah. Pada Rabu [18/1/2017], dia sudah mau diantar jagabaya desa setempat ke Polres Sragen untuk menyerahkan diri, namun dia tidak mau. Tahu-tahu keesokan harinya [Kamis], dia ditemukan sudah gantung diri di tepi sungai,” jelas Sugiarsi kepada Solopos.com, Senin (23/1/2017).

Sugiarsi menjelaskan SMW sudah merasa ketakutan saat dia bersama pengurus APPS datang ke rumah PW untuk meminta tanda tangan surat kuasa pendampingan. Saat itu, SMW ikut hadir mendampingi orang tua PW.

“Saat itu saya bilang kalau APPS sudah menangani empat kasus pemerkosaan terhadap ABK di Sragen. Di Miri dan Ngrampal, masing-masing ada dua pelaku pemerkosa ABK. Di Masaran, ada lansia yang memerkosa ABK. Para pelaku sudah berhasil dijebloskan ke penjara selama 7-9 tahun. Saya juga berjanji menjebloskan pemerkosa PW ke penjara,” kara Sugiarsi pada saat itu.

Sejak mendengar perkataan Sugiarsi itu, SMW langsung gelisah. Dia keluar masuk rumah tanpa tujuan yang jelas. Keluarganya merasa curiga dengan perubahan perilaku SMW. (Baca juga: Pemerkosa ABK hingga Hamil 4 Bulan Diduga Pemuda Dukuh Tetangga)

Hingga akhirnya secara mengejutkan SMW mengakui perbuatannya di hadapan orang tua PW. “Pada malam Kamis, bertepatan saat SMW mengakhiri hidupnya, PW merasakan sesuatu. Tubuhnya tiba-tiba kejang-kejang sambil terus menyebut nama SMW. Saat itu dia dalam kondisi sadar, bukan mimpi. Mungkin karena ada hubungan emosional sehingga PW kejang-kejang saat SMW gantung diri,” terang Sugiarsi.

Menurut Sugiarsi, ada kemungkinan pelaku pemerkosaan itu lebih dari dua orang. “Sementara baru dua terduga pelakunya. Kalau ada yang mau mengakui lagi, bisa bertambah,” ucap dia.

Hingga kini, kasus pemerkosaan terhadap ABK itu masih ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sragen. Kasatreskrim Polres Sragen AKP Supadi mengaku masih mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap para pelaku.

“Kami masih menyelidikinya. [Apakah pakde korban ikut terlibat], belum ada kejelasan,” jelas AKP Supadi dalam pesan singkat yang diterima Solopos.com.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya