SOLOPOS.COM - Ilustrasi (google.img)

Ilustrasi (google.img)

Aktivitas di lingkungan Sragen Manggis, Kelurahan Sragen Wetan, lengang. Sebagian masyarakat bekerja dan beristirahat di dalam rumah mereka masing-masing, Rabu (27/6) siang. Di rumah Ketua RW misalnya juga sepi tak ada pemiliknya. Hanya seorang pembantu rumah tangga yang mengasuh dua anak kecil di rumah itu. “Maaf bu, bapak ada?” tanya Solopos.com, ketika bertandang ke rumahnya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Bapak tidak ada di rumah karena sejak pagi sudah pergi ke luar kota,” ujar pembantu itu seraya menenangkan seorang bayi berumur empat bulan yang rewel. Berbeda dengan di rumah Ketua RT. Banyak warga yang mendatangi rumah itu untuk menikmati mi ayam dan bakso buatan ketua RT. Saat didatangi wartawan, Ketua RT yang enggan disebut namanya itu pun agak kaget.

“Ada apa pak? Apa yang bisa saya bantu,” ujarnya ketika menemui Solopos.com, di salah satu meja makan paling timur. Laki-laki setengah baya itu pun kaget ketika ditunjukkan laporan polisi yang menyebut seorang bocah berusia 13 tahun korban pencabulan seorang pemuda asal Kelurahan Sragen Kulon. Perempuan yang masih duduk di bangku SMP itu berinisial PU.

Pak RT pun bergegas masuk ke dalam menanyakan beberapa penghuni rumah terkait nama anak itu. Beberapa orang pun mengatakan tidak mengetahui nama itu anak siapa. Tiba-tiba datang seorang tukang parkir datang. “Rasa-rasanya saya pernah dengar nama itu. Ya, itu anaknya si P dan S. Biasanya P ini bekerja sebagai tukang becak yang sering mangkal di SDN 15 Sragen. Kalu S ini memang jarang pulang,” ujar ibu tukang parkir.

Beberapa pemuda sekitar juga membenarkan. Warga sekitar menengar PU ini sebagai anak yang sering keluyuran malam. Bahkan sekitar pukul 02.00 WIB dinihari pernah dijumpai naik sepeda angin di sekitar perempatan Pilangsari. “Anak ini memang tercatat sebagai penduduk RT ini. Tapi sudah lama dia pindah ke RT lain. Dia ini tinggal bersama simbahnya. Saya sebagai ketua RT sudah berkali-kali mengingatkan orangtua, tapi tidak digubris,” aku Ketua RT.

Berdasarkan laporan polisi yang diterima Solopos.com, Rabu siang, peristiwa dugaan pencabulan ini bermula ketika pergi ke rumah temannya di Kampung Mojo Kulon pada Selasa (26/6) sekitar pukul 22.00 WIB untuk mencari H, 22. Ternyata H tidak ada ditempat itu karena sedang bekerja di pabrik roti di wilayah Kroyo, Karangmalang. Korban pun bergegas mencari ke pabrik itu. Akhirnya mereka pun bertemu. H mengajak korban ke rumah kos di Perumahan Purwoasri, Kroyo, Karangmalang. Di tempat itulah, korban diajak hubungan badan seperti layaknya pasangan suami istri.

Sekitar pukul 22.30 WIB, orangtua korban mencari anaknya ke rumah temannya dan akhirnya ditemukan sekitar pukul 23.30 WIB sepulangnya dari tempat kos H. “Korban mengaku kepada orangtuanya bila sudah diajak bersetubuh dengan H. Orangtua korban tidak terima dan akhirnya melaporkan peristiwa itu ke Polres Sragen. Saat ini perkara itu masih ditangani Reskrim Polres Sragen,” tutur Kapolres Sragen, AKBP Susetio Cahyadi, melalui Kasubag Humas AKP Mulyani, saat dijumpai Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya