SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pencabulan Karanganyar, KP2A mengalami kendala saat mendampingi korban sodomi.

Solopos.com, KARANGANYAR — Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KP2A) Karanganyar mengalami kendala dalam pendampingan anak korban sodomi maupun kasus kekerasan seksual lainnya. Hal itu kesadaran dan pemahaman orang tua korban yang masih kurang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

KP2A Karanganyar sudah melakukan pendampingan kepada korban kekerasan seksual di salah satu wilayah di Karanganyar. Mereka menyampaikan sudah mendampingi korban tetapi belum semua.

Pendampingan dilakukan bertahap dari sisi kesehatan, psikologis, dan hukum. Tetapi, proses pendampingan tersebut menemui sejumlah kendala. (Baca juga: Polisi Periksa 15 Korban Sodomi, KP2A Lanjutkan Pendampingan)

Ketua KP2A Karanganyar, Hadiasri Widiyasari, menyampaikan sejumlah kendala itu berkaitan jam sekolah maupun kesadaran dan pemahaman orang tua korban terkait dampak kasus tersebut.

“Sudah pendampingan dari sisi kesehatan, psikologis, dan hukum. Visum sudah tetapi belum semua. Nanti bertahap. [Pendampingan] sisi psikologis juga diberikan kepada keluarga. Mereka bisa menerima anak dengan baik dan membesarkan potensi. Pendampingan bertahap dan simultan,” kata Hadiasri saat ditemui wartawan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Rabu (22/3/2017).

Hadiasri menyampaikan proses pendampingan terkendala jam sekolah. Selain itu, dia melihat sejumlah orang tua memiliki pemahaman yang kurang terkait kasus itu.

“Ada yang sekolah. Ada yang menganggap enggak penting [orang tua] dan cuek. Karena kasus sudah lama, aib, malu juga. Sudah lama mengapa harus diungkit lagi. Itu mungkin karena kurang paham,” ujar dia.

Meskipun demikian, dia menuturkan KP2A Karanganyar sudah menyusun jadwal dan program pendampingan. Dia memastikan pendampingan dilakukan secara cepat dan tepat. Menurut istri Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, itu sejumlah korban mengalami trauma.

“Ada trauma tetapi insya Allah kalau mendapatkan konseling terus menerus akan selesai. Kami susun jadwal dan terapi. Kami tekankan tentang dampak ke depan untuk anak-anak apabila tidak ditangani sejak sekarang,” ungkap dia.

Sementara itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan keprihatinan dan mengingatkan orang tua untuk rutin berkomunikasi dengan anak. Yuli, sapaan akrab Juliyatmono, menyebut keluarga adalah benteng bagi anak-anak menghadapi dunia luar.

“Pendampingan kepada korban dan keluarga supaya tumbuh percaya diri lagi. Keluarga jadi benteng. Komunikasi orang tua dengan anak itu penting. Harus ditingkatkan. Cemati kegiatan anak di mana, bersama siapa,” tutur dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya