Solopos.com, KARANGANYAR—Kasus pencabulan di Karanganyar melibatkan bocah SD. Bocah SD di Tawangmangu diduga mencabuli delapan temannya. Sementara itu hingga berita ini diturunkan Polres Karanganyar belum bersedia memberi komentar.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengaku sangat prihatin atas munculnya kasus dugaan pencabulan yang terjadi di daerah pelosok di Tawangmangu itu.
Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life
Juliyatmono mengaku sangat prihatin saat mendengar dugaan pencabulan yang terjadi di daerahnya. Dirinya berharap, kasus ini dapat diselesaikan dengan baik di masa mendatang. (Baca: Bocah Tawangmangu Ini Cabuli 8 Temannya dan Bocah Ini Sudah Tahu Film Porno dan Obat Kuat)
“Kabar itu sungguh mengejutkan lantaran dilakukan oleh anak di bawah umur. Korbannya pun adalah anak-anak. Agar tak ada kejadian seperti itu lagi, peran orangtua dan guru sangat penting. Pengawasan kepada anak harus dilakukan sejak usia dini. Untuk persoalan hukum, saya serahkan kepada pihak kepolisian. Soalnya, itu sudah bukan menjadi wewenang kami,” katanya, Senin (12/5/2014).
Enggan Komentar
Terpisah, Kapolres Karanganyar, AKBP Martireni Narmadiana, memilih bungkam mengomentari penanganan kasus dugaan pencabulan di wilayah hukumnnya. “Saya tak ingin mengomentari hal itu,” singkatnya.
Sebagaimana diketahui, seorang siswa SD berinisial Da diduga nekat mencabuli sejumlah teman bermainnya di kamar kakeknya di Jabalkanil, RT 003/RW 003, Bandardawung, Tawangmangu.
Tak tanggung-tanggung, aksi tak senonoh tersebut dilakukan kepada delapan temannya, enam teman laki-laki dan dua teman perempuannya. Saat ini, kasus tersebut masih ditangani serius oleh aparat kepolisian setempat.
Informasi yang berkembang, Da menyimpan video porno di layar ponselnya. Gambar video itu merupakan pemberian pamannya, Tatoni.
“Tapi, pamannya itu mengalami gangguan jiwa saat ini. Jadi, dia sulit diusut di tingkat kepolisian,” kata Kepala Dusun (Kadus) Jabalkanil, Narno.