SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/www.stuff.co.nz)

Pencabulan Bantul yang diduga dilakukan pensiunan guru dikhawatirkan bakal mandek proses hukumnya.

Solopos.com, BANTUL — Meski kasus pencabulan di Bantul yang diduga dilakukan oleh Endaryanto, warga Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, tengah diproses secara hukum, orang tua korban tetap merasa khawatir. Muncuk kekhawatiran proses hukum akan berhenti di tengah jalan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat mendatangi anggota legislatif di Gedung DPRD Bantul, Selasa (20/10/2015) siang, salah satu orang tua korban pencabulan di Bantul yang tak bersedia disebutkan namanya, mengakui adanya kekhawatiran tersebut. Kekhawatiran tersebut semakin dirasakannya setelah keluarga kakek tersebut mulai gencar mendekati sejumlah orang tua korban untuk berdamai dan mencabut laporannya di polisi.

Bahkan, dituturkannya, beberapa warga sempat melihat korban dengan leluasa pulang ke rumahnya dengan alasan mengambil baju ganti untuk kesehariannya selama berada di tahanan.

Diakuinya, mulai Senin (19/10/2015) lalu, beberapa orang tua korban memang sempat didatangi oleh keluarga pelaku. Mereka meminta maaf kepada masing-masing orang tua korban sekaligus mengajak mereka untuk berdamai dan mencabut laporannya di kepolisian. “Kami khawatir, ini bisa mempengaruhi proses hukum nantinya,” tegasnya.

Selain itu, ia yang datang ke Gedung DPRD Bantul bersama satu orang tua korban lainnya juga sempat mengungkapkan pernyataan penyidik Polres Bantul terkait lemahnya kasus tersebut di mata hukum. Ia menyayangkan adanya pernyataan ini. Pasalnya, ia khawatir pernyataan itu bisa mempengaruhi psikologi orang tua korban.

Terkait hal ini, Ketua Komisi D DPRD Bantul, Enggar Suryo Jatmiko, mengaku kecewa dengan ulah kakek berusia 63 tahun tersebut. Pasalnya, sebagai seorang guru, seharusnya dia bisa memberikan teladan yang baik. “Bukan malah melakukan tindakan seperti ini,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengharapkan agar pihak Polres Bantul tetap memberikan atensi terhadap kasus tersebut. Jika kasus seperti ini tak diselesaikan secara hukum, ia khawatir hal tersebut akan berdampak pada kian maraknya kasus serupa. Itulah sebabnya, harus ada efek jera bagi para pelaku tindak kekerasan dan pelecehan seksual, khususnya yang melibatkan anak-anak sebagai korbannya.

Tak hanya itu, ia menegaskan, kontrol sosial juga bisa menjadi benteng yang cukup efektif dalam menyelesaikan kasus ini. Peran warga, tokoh masyarakat, dukuh, hingga pemerintah desa, dinilainya sangat vital untuk terus mengawal kasus ini di ranah hukum. “Jangan sampai hanya cukup dengan kata maaf saja. harus ada efek jera,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya