SOLOPOS.COM - Armada angkutan kota (Angkuta) berhenti menunggu penumpang di kawasan Masjid Agung, Solo, Senin (19/10/2015). Sopir dan pengusaha angkuta menolak rencana trayek baru yang akan diterapkan Dishubkominfo Kota Solo. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan transportasi Solo, wacana bantuan armada dilakukan di tiap koridor.

Solopos.com, SOLO–Program transisi pengelolaan angkutan perkotaan (angkuta) dari perseorangan menjadi lembaga koperasi terus digulirkan. Selepas pemaparan trayek baru yang dirancang dalam Koridor 8 sampai 15, muncul wacana pemberian bantuan armada yang diberikan secara bertahap tiap koridor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diberitakan sebelumnya, Dishubkominfo Solo telah mendapatkan lampu hijau bantuan 40 armada angkuta dari Pemerintah Pusat dan 40 armada angkuta dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Ketua Umum Koperasi Bersama Satu Tujuan (BST), Suyono, menyampaikan teknis pemberian bantuan armada angkuta dari pemerintah akan disalurkan lewat koperasi. Sopir atau pengusaha yang telah bergabung dengan koperasi angkuta, imbuhnya, akan difasilitasi peremajaan armada secara bertahap tiap trayek.

“Setelah sopir/pengusaha angkuta masuk Koperasi BST, semua mobil angkuta akan disurvei pemerintah. Yang kondisinya sudah jelek, akan diberikan bantuan armada baru. Pemberian bantuannya per koridor. Pertimbangannya kalau mobil dibagikan merata, pasti yang mobilnya sudah jelek jadi tidak laku,” jelasnya ketika berbicara dengan wartawan, Jumat (6/11/2015).

Lebih lanjut Suyono menjelaskan armada yang sudah dikelola koperasi tersebut sistem pengelolaannya akan diadaptasi dari bus BST yang selama ini dikelola PT Bengawan Solo Trans.

“Sesuai Pemendagri No. 101/2014, tahun depan sudah tidak ada angkuta yang dikelola pribadi. Setelah masuk koperasi, otomatis pengelolaan dari koperasi. Nantinya sopir/pengusaha yang mendapat jatah armada baru akan dikenakan sewa ringan. Bus BST saja sewanya cuma Rp5.000-an/hari. Tarif akan kami bahas melalui rapat dengan anggota koperasi dan pemerintah,” terangnya.

Suyono mengemukakan sopir/pengusaha anggota Koperasi BST yang belum kebagian jatah bantuan armada baru, dipersilakan menggunakan armadanya yang dinilai masih laik jalan.

“Mobil yang masih laik jalan tidak nganggur. Sembari menunggu bantuan armada baru, angkuta masih bisa jalan,” paparnya.

Terkait rute baru yang hingga saat ini masih ditentang sejumlah pengusaha dan sopir angkuta, Suyono mengungkapkan bakal intens menyosialisasikannya kepada awak angkuta melalui perwakilan tiap trayek.

“Komunikasi sebenarnya sudah sejak Februari lalu. Mungkin informasinya belum sampai bawah. Kami terus dorong perwakilan tiap trayek untuk berembuk. Karena saat ini waktunya mepet untuk transisi ke koperasi,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Sopir dan Pengusaha Angkuta 06, Triyono Klenteng, menyebutkan sistem distribusi bantuan armada bertahap per koridor tidak adil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya