SOLOPOS.COM - Bus kota di Jogja (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA- Terpisah, peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM Arif Wismadi mengatakan, ada informasi yang tidak lengkap yang diterima operator angkutan terhadap rancangan transportasi di Jogja.

Menurutnya, tidak ada rencana penghapusan bus kota tetapi yang akan dilakukan justru peremajaan. Bila peremajaan dilakukan, hal itu justru akan meningkatkan pendapatan pengusaha bus.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

“Tidak ada rencana penghapusan, tetapi peremajaan bus kota. Hal itu juga dilakukan untuk menekan risiko pelayanan transportasi yang selama ini ditanggung operator,” ungkapnya kepada Harianjogja.com, Sabtu (16/11/2013).

Arief menjelaskan, selama ini risiko layanan transportasi ditanggung operator karena pengusaha transportasi tidak ingin menanggung kerugian.

Akibatnya, demi mengejar target yang diberikan pengusaha, operator hanya sekadar kejar setoran, kebut-kebutan dan tidak memerhatikan keselamatan penumpang.

“Kalau ada peremajaan bus kota, orang akan tertarik untuk naik bus kota dan pendapatan operator bisa meningkat,” ujarnya.

Bila ada upaya menambah jalur Trans Jogja, Arief berharap, agar pemerintah mengatur rute bus kota yang kurus dan gemuk agar seimbang sesuai kebutuhan. Hal itu dilakukan untuk menekan risiko layanan transportasi dan biaya operasional pengusaha.

Bila hal itu diterapkan, lanjut Arief, sistem layanan transportasi baru untuk Kota Jogja bisa diwujudkan dengan baik.

“Pemerintah tidak perlu beli bus baru, tapi serahkan semua kepada pengusaha. Maka, perlu ada kepastian dan pemberian kredit bagi pengusaha untuk meremajakan itu setidaknya lima tahun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya