SOLOPOS.COM - Warga duduk beristirahat di kawasan taman kota di sisi selatan Jl. Slamet Riyadi, Solo, Kamis (17/3/2016). Tanaman perdu di taman kota sisi selatan jalan tersebut akan dibongkar dan diganti dengan model pot karena sering rusak terinjak oknum yang kurang bertanggung jawab. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan Taman Kota Solo, Wali Kota tetap akan membongkar taman dan diganti pot tanaman.

Solopos.com, SOLO–Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo ngotot akan membongkar taman di sisi selatan Jl. Slamet Riyadi. Meski pembongkaran menuai reaksi penolakan dari berbagai kalangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wali Kota tetap akan mengganti taman tersebut dengan pot tanaman. Rudy, sapaan akrabnya beralasan pembongkaran taman mempertimbangkan kondisi pertokoan di sisi selatan Jl. Slamet Riyadi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Pertokoan di sisi selatan banyak yang tutup. Mereka tidak bisa berkembang karena terhalang tanaman perdu,” katanya ketika dijumpai wartawan, Selasa (21/3/2016).

Karena itu, Rudy tetap akan membongkar taman dan menggantinya dengan pot tanaman. Rudy menanggapi santai adanya penolakan dari berbagai pihak terkait rencananya membongkar taman itu. Menurutnya, reaksi pro dan kontra atas sebuah kebijakan merupakan hal biasa yang terjadi di masyarakat. Rudy bahkan mencontohkan persoalan pembongkaran taman di median jalan Jl. Jenderal Sudirman dulu, awalnya juga menuai pro dan kontra. Namun kini semakin kondisinya jauh lebih baik tanpa median jalan.

“Jadi silahkan saja menolak. Itu sudah biasa kok pro dan kontra,” katanya.

Rudy juga mempertimbangkan rencana contra flow bus Batik Solo Trans (BST) di jalan Slamet Riyadi. Contra flow BST di Jl. Slamet Riyadi sesuai rencana direalisasikan pada tahun ini. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) telah mengkaji rencana contra flow BST tersebut. Menurut Rudy, diperlukan penataan taman untuk mendukung adanya halte BST. Taman Jl. Slamet Riyadi jika tetap dipertahankan akan menghalangi pandangan jalan BST. Sehingga perlu penataan taman di sisi selatan Jl. Slamet Riyadi. “Nanti kita ganti dengan pot tanaman. Jadi pot lebih fleksibel bisa dipindah-pindahkan ke mana-mana. Ini juga tidak mengurangi keindahan kota,” katanya.

Rudy berjanji pembongkaran taman tidak akan menghilangkan tanaman yang ada. Tanaman perdu yang akan dihilangkan digantikan tanaman perdu dengan ditempatkan dalam pot. Hal ini sekaligus mengantisipasi kerusakan tanaman perdu akibat diinjak-injak warga saat aktivitas car free day (CFD) maupun gelaran kirab atau karnaval. “Jadi tidak perlu khawatir. Sepanjang Jl. Slamet Riyadi tetap akan sejuk dan indah dengan tanaman yang ada di pot,” katanya.

Rudy juga mengklaim ruang terbuka hijau (RTH) tidak akan berkurang dengan adanya pembongkaran taman sisi selatan Jl. Slamet Riyadi. Rudy bahkan berkomitmen akan menambah ruang terbuka hijau di Solo. Rudy mencontohkan aset tanah dan bangunan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah  di kawasan Balekambang. Rudy mengatakan Pemkot telah mengajukan permohonan ambilalih lahan tersebut. Rudy akan memanfaatkan aset itu untuk pengembangan kawasan Taman Balekambang sebagai ruang terbuka hijau.

“Kami sudah memiliki perencanaan untuk pengembangan Balekambang. Bangunan nanti akan kita robohkan, lalu menjadikan lahan untuk kebun raya mini,” kata Rudy.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo Hasta Gunawan sebelumnya mengatakan penambahan ruang terbuka hijau terus dilakukan Pemkot. Salah satunya alih fungsi lahan bekas makam menjadi taman cerdas, dan sarana untuk masyarakat lainnya.

“Kami ingin menambah ruang terbuka hijau. Misalnya makam nonaktif ditanami pohon atau tumbuhan selebat-lebatnya. Sehingga menjadi ruang terbuka hijau,” kata Hasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya