SOLOPOS.COM - bantaran Sungai Winongo. (Harian Jogja/Pamuji Tri Nastiti)

Berbagai masukan  dalam musyawarah perencanaan pembangunan lebih banyak pada pembangunan talut.

Harianjogja.com, JOGJA – Forum Komunikasi Winongo Asri sebagai kelompok yang menggerakkan masyarakat di bantaran Sungai Winongo untuk melakukan penataan optimistis musyawarah perencanaan pembangunan sungai dapat diselesaikan pada akhir Oktober.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) digelar di delapan titik ungkit penataan Sungai Winongo. Hingga saat ini, memang baru digelar di dua titik yaitu Becak Maju dan Bendolole Asri. Namun, kami tetap optimistis bisa selesai pada akhir bulan,” kata Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Oleg Yohan seperti dikutip Antara, Senin (24/10/2016).

Menurut dia, berbagai masukan yang disampaikan masyarakat bantaran Sungai Winongo dalam musyawarah perencanaan pembangunan lebih banyak pada pembangunan talut dan ruang terbuka hijau di sepanjang sungai karena kebutuhannya dirasa mendesak.

Tebing Sungai Winongo yang rata-rata cukup curam, lanjut dia, membutuhkan penanganan yang tepat khususnya di daerah yang banyak dimanfaatkan sebagai permukiman penduduk sekaligus untuk menangani kawasan kumuh.

“Salah satunya ada di titik Bendolole Asri ini. Ada satu sekolah di tepi sungai yang kondisinya cukup berbahaya karena tanah di bawahnya sudah tergerus air Sungai Winongo. Kami pikir, sekolah ini perlu dipindah. Namun, memang tidak mudah melakukannya,” katanya.

Oleg berharap, musrenbang khusus sungai tersebut akan menghasilkan kesamaan pandangan dalam menyusun target perencanaan penataan kawasan sungai, khususnya penataan kawasan kumuh.

“Jadi, seluruh kegiataan penataan yang akan dilakukan mengacu pada hasil musrenbang,” katanya yang akan menyerahkan hasil musyawarah tersebut ke Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) atau ke pemerintah yang mengampu program penataan.

Selain melalui program musrenbang, FKWA juga menerima berbagai bantuan program penataan kawasan kumuh, di antaranya adalah dari Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), Program 100-0-100 dan program pembangunan rumah deret dari Kementerian PU dan Perumahan Rakyat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya