SOLOPOS.COM - Warga bersama sukarelawan membersihkan lumpur dan material yang hanyut terbawa banjir di kampung Jatimulyo, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegal, Yogyakarta, Minggu (13/03/2016). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Penataan sungai yang akan dilakukan di Kali Winongo akan diterima oleh warga yang tinggal di bantaran

Harianjogja.com, JOGJA – Pemerintah Daerah DIY dan Pemerintah Kota Jogja belum mengantongi konsep yang matang untuk menata kawasan sungai di DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka masih memerlukan skema penataan yang lebih konkret untuk  bisa diaplikasikan ke wilayah bantaran sungai, padahal warga mengaku sudah siap dengan konsekuensi penataan.

Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Endang Rohjiani mengatakan banjir yang melanda kali Winongo beberapa waktu lalu menjadi pelajaran keras tentang bahaya tinggal di bantaran Sungai. Pelajaran itu dirasakan juga oleh sejumlah warga yang tinggal mepet dengan tanggul sungai.

“Mereka akhirnya siap mundur, tapi tentu butuh bantuan dari Pemerintah. Masalahnya, pemerintah tidak siap anggaran,” kata dia di sela kegiatan peringatan Hari Air di bantaran Winongo Selasa (22/3/2016).

Endang menambahkan permasalahan ini tak bisa mereka selesaikan sendiri. Yang bisa komunitasnya lakukan sebatas sosialisasi dan mengajak warga untuk melakukan gerakan Mundur, Munggah, Madep Kali (M3K). Namun untuk merealisasikan konsep itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi sudah ada warga yang terlanjur membangun hunian berimpitan dengan tanggul.

“Makanya tahun ini kami minta skema seperti apa yang ditawarkan kota untuk menata kawasan kali. Rusunawa yang akan dibangun di Gemawang kami rasa cocok,” kata Endang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya