SOLOPOS.COM - Stasiun Wates (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pedagang yang menempati kios di areal Stasiun Wates cemas terhadap rencana penggusuran yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Mereka merasa rugi karena PT KAI tidak menyediakan lahan relokasi.

Niyem, 45, pedagang tongseng, mengaku terkejut dengan sosialisasi penataan kawasan stasiun Wates yang diterimanya, Kamis (9/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, rencana ini terlalu mendadak karena mereka hanya diberi waktu sampai akhir bulan untuk membongkar kios.

“Sebelumnya, saya sering bertanya ke pegawai [KAI], kapan akan digusur, tetapi mereka menjawab masih lama,” keluhnya kepada wartawan.

Perempuan yang sudah menempati kios sejak 2006 ini belum mempunyai pandangan pindah lokasi. Ia berharap PT KAI memikirkan nasib mereka sebagai pedagang yang menggantungkan hidup dengan berjualan di areal tersebut.

Ia tidak memungkiri, posisinya hanya sebagai penyewa kios, namun akan lebih baik jika keberadaan mereka tidak ditelantarkan.

Didik Purwanto, 51, pedagang lainnya, menjelaskan, dalam pertemuan dengan 11 pedagang dan PT KAI, para pedagang diminta mengosongkan kios sebelum 18 Januari 2014.

“Kesannya ada pengosongan paksa karena kami belum siap, apalagi kami berjualan di sini sudah puluhan tahun,” ujarnya.

Menurut dia, selama ini pedagang menyewa kios ukuran sembilan meter per segi dengan biaya Rp750.000-an per tahun kepada PT KAI. Untuk rencana penataan kawasan, sebutnya, PT KAI memberikan biaya pembongkaran bangunan permanen sebesar Rp250.000 per meter persegi dan semi permanen Rp150.000 per meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya