SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, WATES—Sejak digusur pertengahan Februari lalu, omzet para pedagang kios Stasiun Wates turun drastis. Penurunan omzet para pedagang ini mencapai 75%.

“Omzetnya 50 persen dari pendapatan di dalam stasiun saja tidak sampai. Turunnya sekitar 75 persen,” ujar Tami salah satu pedagang oleh-oleh dan makanan ringan saat ditemui Harianjogja.com, Kamis (1/5/2014).

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Tami mengeluhkan omzetnya kian menurun lantaran banyak konsumen atau calon penumpang kereta yang enggan belanja di kios sementara. Pasalnya, jarak kios sementara cukup jauh, yakni berada di luar stasiun. Apabila di hari biasa saat masih berjualan di area stasiun, dirinya mampu mengantongi omzet sekitar Rp500.000 sampai Rp1 juta, kini omzetnya jauh dari biasanya.

“Tidak nutup apa-apa. Omzetnya kecil tidak sampai Rp500.000 sehari,” kata Tami.

Hal senada juga disampaikan Roro, pedagang oleh-oleh lain yang bernasib sama dengan Tami. Dagangan yang dijajakan kini tak lagi mampu menutup kebutuhan hidup sehari-hari. Pendapatan kiosnya kian tak menentu sejak pindah dan menempati kios sementara yang dibuatnya sendiri.

“Dulu hari biasa Rp200.000an bisa dapat, sekarang paling hanya Rp40.000an. Tidak cukup untuk makan dan menutup kebutuhan lain,” papar Roro.

Roro pun mengeluhkan relokasi kios yang dijanjikan PT KAI bahkan belum terealisasikan sampai saat ini. Janji sejak penggusuran bulan Februari lalu, nasib para pedagang masih belum jelas. Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjanjikan penempatan kios baru, paling lambat tiga bulan.

“Ini sudah lebih dari dua bulan, tapi lahan yang dijanjikan untuk lokasi kios belum tampak digarap sampai saat ini,” keluh Roro.

Kios sementara berukuran 2×3 meter tersebut bahkan dinilai jauh dari kelayakan sebuah kios. Terlalu sempit membuat konsumen maupun pedagangnya kurang nyaman berjualan di kawasan tersebut. Belum lagi pembangunan parit yang akan diarahkan ke area kios inipun turut mengancam pedagang.

“Pembangunan saluran air ini juga katanya akan sampai ke kios kami. Makanya kami juga khawatir, sampai kapan kami jualan disini. Kalau jadi dibuat salurannya, otomatis kemungkinan kami digusur lagi,” imbuh Tami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya