SOLOPOS.COM - Bangunan Stasiun Jebres, Solo, merupakan salah satu benda cagar budaya. (JIBI/Solopos/dok

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melalui Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo menata sembilan tenda atau lapak milik pedagang kaki lima (PKL) di depan Stasiun Jebres, Sabtu (5/7/2014) pagi. DPP Solo menata lapak milik PKL tersebut lantaran mengancam kerusakan bangunan cagar budaya Stasiun Jebres.

Kasi Penataan dan Pembinaan PKL DPP Solo, Didik Anggono, mengatakan penataan lapak PKL didasari oleh permohonan PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui pejabat Stasiun Jebres. PT KAI berusaha menjaga tembok-tembok di Stasiun Jebres agar tidak kumuh atau kotor karena disebabkan oleh aktifitas para PKL.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Terdapat sembilan PKL yang berjualan di siang dan malam hari. Kami menata PKL tersebut agar jauh dari area tembok Stasiun Jebres. PT KAI khusunya Stasiun Jebres meminta kepada kami agar PKL tersebut untuk bisa segera dipindah. DPP Solo merespon lantaran ingin melindungi salah satu bangunan cagar budaya itu. PKL bisa membuat kotor salah satu bangunan,” kata Didik Anggoro saat dijumpai solopos.com di sela-sela penataan, Sabtu.

Didik mengatakan sebelum penataan, DPP Solo sudah memberikan surat pemberitahuan sejumlah dua kali kepada PKL untuk mematuhi aturan yakni membongkar tenda atau lapak dalam waktu satu pekan ini. Tindakan penataan PKL menjadi salah satu program DPP Solo sebagai upaya membangun Solo sebagai kota tertib dan teratur.

“Kami bukan bermaksud mencegah masyarakat untuk mengais rezeki dengan berjualan di sini [depan Stasiun Jebres]. Sebaliknya, kami malah membantu mereka untuk menata di bagian wilayah lain yang lebih cocok. Artinya, ada tempat khusus untuk dijadikan sebagai lokasi relokasi dari PKL setelah dilakukan penataan kali ini,” ujar Didik.

Didik menambahkan sembilan PKL depan Stasiun Jebres direlokasi ke depan Pasar Ledoksari. DPP Solo akan memberikan sejumlah bantuan kepada PKL untuk menata bagian depan pasar agar cukup ditempati oleh sembilan PKL tanpa menggangu aktifitas lain di pasar.

“Saat ini penataan terkendala dengan keberadaan satu orang PKL di depan Pasar Ledoksari yang menggunakan bagian lahan cukup besar. PKL tersebut berjualan angkringan dengan memasang tenda berukurang besar. Selain itu, tenda juga digunakan untuk lahan parkir. Kami akan berbicara terlebih dahulu kepada pemilik tenda atau PKL tersebut agar mau berbagi dengan PKL lain,” imbuh Didik.

Salah satu petugas parkir yang memanfaatkan lahan di depan Pasar Ledoksari, Sunarjo Wiyono, merasa dirugikan jika tenda parkir dibongkar. “Itu [tenda] digunakan untuk parkir agar kendaraan pembeli pasar tidak kepanasan. Kalau dibongkar, malah bisa-bisa tidak ada yang pasrkir di sini lagi. Petugas [DPP Solo] harus mempertimbangkan semua kemungkinan jika tengah melakukan penataan PKL,” ujar Sunarjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya