SOLOPOS.COM - Sebanyak 41 selter pedagang kaki lima (PKL) baru yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di kawasan Manahan, bagian timur, mulai ditempati dan digunakan para pedagang untuk berjualan, Senin (27/8/2012). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO — Penataan selter di sekeliling Stadion Manahan Solo dengan penambahan jalur pedestrian dan taman malah membuat para pedagang kaki lima atau PKL khawatir dan waswas. Mereka khawatir setelah penataan selesai, tak boleh berjualan lagi di kawasan itu.

Kekhawatiran juga muncul lantaran waktu pelaksanaan yang belum jelas sampai saat ini. Berdasarkan kesepakatan sebelumnya, selama penataan, mereka harus berhenti membuka lapak.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua Paguyuban Gotong Royong, Koko Kuncoro, mengaku kali terakhir sosialisasi penataan selter dilakukan pada empat bulan lalu. Sikap pedagang sampai saat ini masih sama, yakni mendukung penataan selter kawasan Stadion Manahan asalkan boleh berjualan lagi di lokasi semula setelah penataan rampung.

Baca Juga: Bakal Ditata Legi, Begini Awal Mula Munculnya PKL Selter Manahan Solo

“Kami sempat bertemu langsung dengan wali kota terkait penataan kawasan. Dari waktu itu sampai sekarang sikap pedagang masih sama yakni mendukung penataan asal bisa kembali menempati lokasi lama,” katanya kepada Solopos.com, Senin (17/1/2022).

Informasi yang beredar menyebutkan penataan bakal menggusur area selter sehingga mereka waswas. Pelaksanaan penataan juga dikabarkan lebih awal, yakni mulai April mendatang. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, memastikan konsep penataan selter kawasan Manahan adalah mengembalikan fungsi jalur pedestrian dan taman.

Penataan kawasan itu bukan hanya di sekeliling Stadion Manahan namun juga menyasar ke sejumlah titik lain yang masih satu area dengan kawasan itu. “Konsepnya jalur pedestrian dan taman, nanti juga ada jogging track. Nanti ada komunikasi dengan pedagang. Tapi, menunggu gambar [DED] dadi dulu,” katanya kepada wartawan di Balai Kota.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-20 2021, Pemkot Solo Sebut Nasib PKL Manahan di Tangan PSSI

Kebutuhan Anggaran Rp15 Miliar

Gibran mengatakan sudah memanggil pedagang dan akan dipanggil lagi untuk pertemuan dengan Dinas Perdagangan (Disdag) Solo. “Untuk selter pedagang, sementara belum, tapi kita tunggu gambarnya dulu. Kebutuhan anggaran untuk penataan itu sekitar Rp15 miliar dan masih terus dimatangkan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disdag Kota Solo, Heru Sunardi, memastikan penataan tetap mengakomodasi selter PKL kawasan Manahan. Lokasinya, lahan di barat pintu masuk Stadion Manahan sisi utara, Jl Menteri Supeno, hingga ke selatan sampai pintu tengah sisi barat (timur Polresta Solo) Jl KS Tubun.

Bentuk selter tersebut adalah leter L. “Dari depan Kolam Renang Tirtomoyo Jl Menteri Supeno, leter L hingga ke sisi barat sampai sebelum pintu tengah Stadion Manahan di Jl KS Tubun,” jelasnya.

Baca Juga: Emoh Pindah, PKL Manahan Solo Pilih Libur Jualan Sampai Piala Dunia U-20 Rampung

Ihwal bentuk selter, Heru belum bisa menjabarkan detail. Namun, luasannya dipastikan berbeda dengan saat ini. Sesuai arahan wali kota, selter PKL baru harus representatif, bersih, dan tidak kumuh.

“Yang pasti orang berusaha di sana itu harus bisa menyajikan dengan baik walaupun tidak semua pengguna selter bisa memajang meja kursi sendiri. Nanti ya, bareng-bareng untuk memaksimalkan tempat,” ungkap Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya