SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima (PKL) mendorong gerobak saat mengikuti kirab Boyongan PKL Citywalk di Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jumat (1/4/2016). Kirab boyongan tersebut diikuti 54 PKL yang direlokasi dari citywalk, Jl. Slamet Riyadi ke kawasan sisi selatan dan timur Stadion Sriwedari. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan PKL Solo, sebanyak 35 pedagang yang seharusnya menempati selter di Sriwedari mengembalikan jatah mereka ke Pemkot.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 35 pedagang kaki lima (PKL) eks gerobak kuning city walk Jl. Slamet Riyadi Solo mengembalikan jatah selter Sriwedari ke Pemkot Solo. Jatah dikembalikan karena selama menempati selter tersebut pedagang merugi hingga belasan juta rupiah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pengurus harian pedagang Selter Sriwedari, Sukirno Saptorahardjo, mengatakan pedagang tak kuat terus menerus merugi saat menempati selter Sriwedari. Sepinya pengunjung menjadi kendala utamanya.

Ia menilai janji Pemkot untuk memajukan selter Sriwedari juga hanya bohong belaka. “Dari 60 selter, yang aktif hanya 12-17 pedagang. Lainnya tutup,” katanya ketika berbincang dengan wartawan di Balai Kota, Rabu (3/5/2017).

Pedagang memilih tidak membuka dhasaran lantaran kondisi selter yang sepi pengunjung. Pedagang pun berusaha tetap menggelar dagangan di sana, namun kondisinya justru tidak membaik. Selain omzet menurun drastis, pedagang juga merugi. “Kami tidak balik modal, tapi malah rugi jutaan rupiah,” katanya.

Lantaran itulah pedagang ramai-ramai tutup selter. Kemudian Pemkot mengundang para pedagang selter Sriwedari ke Balai Kota. Dari hasil pertemuan itu, 25 pedagang bersedia berjualan lagi.

Namun, 35 pedagang termasuk dirinya memilih mengembalikan jatah selter ke Pemkot. Pedagang tersebut rata-rata mengalami kerugian hingga jutaan rupiah sehingga memilih tidak jualan lagi.

“Kami minta dikembalikan lagi seperti dulu di city walk. Toh sekarang city walk dari Gendengan ke Purwosari belum ada perbaikan sama sekali,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Pemkot merelokasi puluhan PKL gerobak kuning city walk Jl. Slamet Riyadi ke selter Sriwedari. Alasannya, Pemkot akan menata kawasan city walk meliputi perbaikan drainasenya.

Menurut Sukirno, relokasi ke selter Sriwedari justru mematikan para pedagang. “Janji-janji Pemkot akan memajukan selter Sriwedari juga apus-apus [bohong], termasuk menyediakan gerobak stainless steel juga ngapusi,” katanya.

Pedagang selter Sriwedari, Tarman, berharap Pemkot lebih mempromosikan selter Sriwedari. Sepinya pembeli dikhawatirkan membuat pedagang mati secara perlahan-lahan, jika memang tidak segera diatasi.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Subagiyo, mengatakan Pemkot terus berupaya mempromosikan selter Sriwedari. Pemkot telah memanggil pedagang yang tidak pernah aktif berjualan.

Pemanggilan itu untuk meminta kejelasan dari para pedagang, apakah bersedia menempati selter Sriwedari atau tidak. Jika pedagang tidak bersedia menempati, Pemkot mencabut hak penempatan dan mengalihkan kepada pedagang lain.

“Masih banyak pedagang yang membutuhkannya. Jadi kalau tidak mau menempati, biar dialihkan ke pedagang lain,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya