SOLOPOS.COM - Petugas kebersihan memindahkan sampah dari gerobak ke mobil pengangkut di Taman Parkir Stadion Sriwedari, Solo, Senin (21/3/2016). Pedagang kaki lima (PKL) citywalk Jl. Slamet Riyadi berharap aktivitas pemindahan sampah dan lokasi dipersiapkan terlebih dahulu sebelum program relokasi dilaksanakan 1 April 2016. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan PKL Solo, pedagang kaki lima yang berada di city walk enggan dipindah.

Solopos.com, SOLO–Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo telah mematok lahan sisi timur dan selatan Stadion Sriwedari sebagai bakal lapak untuk pedagang kaki lima (PKL) gerobak kuning city walk Jl. Slamet Riyadi. Sejumlah PKL berkukuh menolak lokasi baru yang belum dilengkapi fasilitas air bersih, saluran drainase, dan toilet tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, Rabu (23/3/2016) siang, DPP, perwakilan PKL gerobak kuning, dan pengelola Bursa Mobil Sriwedari, bersama-sama mengecek bakal tempat relokasi. Dari rapat singkat di lokasi, diputuskan tempat yang paling representatif untuk PKL berada persis di samping timur stadion dan sebelah selatan stadion yang berbatasan langsung dengan jalan tembus Sriwedari.

Kepala DPP Solo Subagiyo menuturkan berdasarkan hasil pengukuran sementara, bentang bakal tempat relokasi PKL gerobak kuning sepanjang 209 meter. Dia menyatakan pihaknya tetap memberikan batas waktu 1 April untuk pedagang pindah dari Jl. Slamet Riyadi.

“Lahannya cukup untuk 54 pedagang. Nanti kalau tidak cukup bisa ke Pasar Penumping. Boleh pindah ke sini yang penting di sini tidak mengganggu pengguna jalan,” terangnya kepada wartawan di Stadion Sriwedari, Rabu (23/3/2016) siang.

Lebih lanjut Subagiyo menjelaskan tempat relokasi yang disarankan pemerintah ini bakal dibangun dengan konsep selter pada 2017 mendatang. Sebelum dibangun, pihaknya meminta pedagang pindah sementara ke tempat itu.

“Tempat sudah kami siapkan. Nantinya ada dua sumur pompa yang kami pasang di sisi utara dan selatan. TPS juga kami minta hari ini terakhir beroperasi. Bursa mobil juga sudah koordinasi tidak ada masalah,” paparnya.

Terkait penempatan PKL gerobak kuning, Subagiyo menyerahkan sepenuhnya ke tangan pedagang. “Nanti biar dikoordinasikan sendiri oleh pedagang. Tugas kami menyiapkan lahan. Nanti kami juga bantu promosi dengan spanduk di kedua ujung jalan tembus ini,” jelasnya.

Wakil Ketua Bursa Mobil Stadion Sriwedari, Sony Trismanto, menyebutkan pihaknya akan memberikan prioritas kepada PKL gerobak kuning untuk berjualan di tempat yang biasa digunakan untuk berjualan mobil setiap Minggu itu. “PKL tidak masalah kalau mau jualan di sini. Kami mengalah sisa lahannya saja. Paling menggeser 15 mobil,” ujarnya.

Sementara itu, PKL gerobak kuning yang biasa berjualan nasi sayur di depan Riyadi Palace Hotel, Anjar Widoyo, 50, menyebut rencana relokasi PKL yang digulirkan pemerintah terlalu tergesa-gesa. “Kalau seperti ini mau tidak mau kami harus pindah. Sejak awal kami memang sudah kalah. Tapi relokasi ini terkesan dipaksakan padahal tempat belum layak, bau sampah, belum ada air, dan drainase,” katanya.

Ketua Paguyuban PKL gerobak kuning city walk, Sukirno Saptorahardjo, menyatakan pihaknya bakal nekat berjualan di city walk Jl. Slamet Riyadi jika kondisi bakal lapak tersebut masih tidak layak hingga tanggal 1 April mendatang.

“Apa pun yang terjadi, kami nekat berjualan di city walk kalau tempatnya masih tidak layak seperti ini,” tegasnya.

Rencananya, pihak DPP dan PKL gerobak kuning kembali mengadakan pertemuan terakhir sebelum relokasi, Kamis (31/3/2016) mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya