SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)--Program penataan pedagang kaki lima (PKL) Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menjadi percontohan bagi dua pemerintah kota (Pemkot) dari dua negara, yaitu Kamboja dan Thailand.

Hal tersebut mengemuka saat Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan perwakilan dari dua Pemkot dari dua negara, yaitu Pemkot Choam Choa, Kamboja dan Pemkot Pakkret, Thailand, di Loji Gandrung, Rabu (13/7/2011).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perwakilan dari Pemkot Choam Choa dan Pemkot Pakkret itu dalam sepekan ke depan akan didampingi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Pemerintah Daerah dalam Pembangunan, Delgosea, akan melakukan studi lapangan tentang penataan PKL di Kota Solo.

Program penataan PKL menjadi acuan bagi pemerintah dari dua kota tersebut, karena mereka mengalami persoalan yang sama dalam hal penataan PKL. Di Kota Choam Choa, Kamboja, persoalan yang dihadapi adalah minimnya fasilitas di pasar, sehingga para pedagang di kota itu lebih memilih berjualan di luar pasar dan meluber hingga ke jalanan. Pedagang enggan kembali ke dalam pasar karena menilai pasar yang ada tidak sesuai keinginan pedagang.

Menurut Koordinator Delgosea untuk Kamboja yang mewakili Pemkot Choam Choa, Min Muny, Solo dipilih karena merasa ada hubungan sejarah antara Kamboja dengan Kota Solo sejak zaman pemerintahan Presiden I RI, Soekarno. Mereka juga tertarik dengan keberhasilan Pemkot Solo dalam hal penataan PKL.

“Sehingga kami ingin belajar dari Pemkot Solo, terutama dalam hal penataan PKL,” ungkap Min Muny saat digelar jumpa wartawan. Senada dikemukakan Director of Planning Division Pakkret Municipality Thailand (Perencana Kota Pakkret, Thailand), Petchada Weschasri. Petchada mengakui selama ini Pemkot Pakkret kesulitan dalam menata pedagang di kota itu yang lebih suka berjualan di pinggir-pinggir jalan daripada di dalam pasar.

“Penataan pedagang ini kaitannya dengan program Pemkot Pakkret dalam penataan kota dengan harapan kota kami bisa menjadi kota layak huni,” kata Petchada.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo, Subagiyo rombongan tersebut akan diajak mengamati secara langsung kondisi pasar dan PKL di sejumlah titik. “Untuk hari pertama, mereka akan kami ajak ke sejumlah pasar tradisional di Solo, antara lain Pasar Klithikan Notoharjo, Pasar Gede dan Pasar Gading,” katanya.

(sry)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya