SOLOPOS.COM - Ilustrasi penertiban PKL Alkid oleh Satpol PP. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Penataan PKL Solo, pedagang kaki lima di Alun-alun Kidul menyesalkan adanya pungutan dengan alasan mengganti gerobak berjualan.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Alun-alun Kidul (Alkid) menyesalkan sikap Keraton Solo yang terkesan semena-mena.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang PKL di Alkid berinisial P, 55, menceritakan pengelola Alkid dari Keraton Solo meminta bayaran Rp500.000 hanya karena dirinya mengganti bentuk gerobak dan jenis makanan untuk dijajakan kepada masyarakat. Karena merasa janggal sekaligus tidak memiliki cukup uang, dia lantas menolak permintaan pengelola Alkid tersebut. Meski demikian, menurut P, pengelola Alkid tetap memaksa dirinya memberikan kontribusi.

“Tiba-tiba pengelola meminta saya membayar uang dengan alasan telah mengganti gerobak dan jenis makanan untuk dijual. Saya jelas kaget karena ukuran gerobak tidak begitu berubah. Selain itu, makanan yang saya jual sama-sama digoreng. Mereka sudah semena-mena meminta uang dari para PKL dengan bekal seribu alasan,” kata P yang enggan disebut namanya karena takut menerima teror kepada Solopos.com di lapaknya, Selasa (2/2/2016).

P menerangkan kejadian pengelola Alkid dari Keraton Solo menarik uang terjadi pada pertengahan 2015. Dia menyesalkan dengan langkah pengelola Alkid yang tidak memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada para PKL soal aturan pembayaran. Karena tetap enggan membayar sebanyak Rp500.000, P menyebut, dirinya diminta pengelola Alkid untuk menyediakan beragam perkakas.

“Karena tidak enggan membayar Rp500.000, saya diminta pengelola Alkid untuk menyediakan pacul, sapu, arit, keranjang sampah, dan sekop. Saya membeli barang-barang itu di Pasar Klitikan Notoharjo agar bisa dapat murah. Alhasil, saya harus mengeluarkan uang Rp300.000. Saya terpaksa memenuhi permintaan pengelola Alkid supaya tidak diteror atau bahkan diusir. Alkid sudah menjadi tempat penghidupan saya sejak delapan tahun lalu,” jelas P.

Pengelola Alkid dari Keraton Solo, K.R.H.M. Dimas Suryo Herbanu, membantah pengelola Alkid sudah semena-mena menarik uang kepada para PKL. Dia menegaskan PKL di Alkid yang mengganti gerobak untuk berjualan tidak dipungut biaya asal tidak dobel atau bertambah. Menurut Dimas Suryo Herbanu, pengelola hanya menarik retribusi awal kepada PKL baru. Namun, dia merahasiakan nominal retribusi tersebut.

“Kami fleksibel tidak memaksa PKL baru membayar dengan nominal uang tertentu. Kami melihat kemampuan PKL. Kasihan pedagang. Kalau nominal retribusi awal, rahasia. Tidak perlu dipublikasikan. Sedangkan, PKL yang mengganti gerobak tidak kami tarik uang, kecuali kalau mereka membawa gerobak dua. Gerobak maksimal berukuran 2 meter x 3 meter,” jelas K.R.H.M. Dimas Suryo Herbanu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya