SOLOPOS.COM - PKL berjualan di zona larangan PKL. (Dok/JIBI/Solopos)

Penataan PKL Solo, awal April mendatang, seluruh PKL city walk Slamet Riyadi harus pindah.

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo akan merelokasi puluhan pedagang kaki lima (PKL) gerobak kuning yang menggelar dagangan di sepanjang city walk Jl. Slamet Riyadi ke selatan Stadion Sriwedari. PKL tersebut merupakan peninggalan program penataan PKL era Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemkot memberi batas waktu hingga 1 April, kawasan city walk steril dari aktivitas PKL. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Subagiyo saat sosialisasi rencana penataan city walk Jl. Slamet Riyadi yang digelar di ruang rapat kantor DPP, Selasa (15/3/2016). Sosialisasi diikuti 55 PKL gerobak kuning city walk Jl. Slamet Riyadi. Subagiyo mengatakan relokasi PKL gerobak kuning merupakan kegiatan Pemkot dalam menata kawasan city walk Jl. Slamet Riyadi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami sudah memberi kelonggaran bagi PKL gerobak kuning untuk berjualan di city walk sejak 2007 silam. Sekarang sudah saatnya city walk harus bebas PKL,” katanya.

Subagiyo mengatakan DPP berkoordinasi dengan Satpol PP terkait pelaksanaan penataan kawasan city walk. Nantinya, Satpol PP akan melayangkan surat peringatan (SP) bagi PKL untuk meninggalkan lokasi city walk pada Kamis (24/3/2016). Pemkot, lanjuit Subagiyo, telah menyiapkan lahan sisi selatan dan timur Stadion Sriwedari untuk menampung para pedagang. Pemkot mengklaim status lahan tersebut bukan merupakan tanah sengketa lahan Sriwedari.

“Tanah itu statusnya Hak Pakai (HP) Nomor 40. Jadi tidak masalah kami tempatkan pedagang di sana,” katanya.

Lebih lanjut Subagiyo mengatakan relokasi ke sisi selatan dan timur Stadion Sriwedari disesuaikan dengan permintaan pedagang. Pedagang sebelumnya meminta untuk direlokasi di satu lahan tertentu. Mereka tidak ingin direlokasi secara terpisah. Teknisnya, Subagiyo mengatakan Pemkot akan membantu proses pembongkaran lapak PKL. “Setelah tanggal 1 April, Satpol PP akan menerjunkan personel untuk menjaga dan mengawasi agar PKL tidak kembali menggelar lapak di city walk,” katanya.

Perwakilan PKL, Buyeng Hartawan atau Wawan meminta toleransi agar Pemkot bisa memperpanjang batas waktu pengosongan lahan hingga akhir April mendatang. Dia menuturkan lahan sisi timur Stadion Sriwedari sering kali banjir sesaat setelah diguyur hujan deras. Persoalan lainnya di sana terdapat bekas tempat pembuangan sampah (TPS) yang hingga kini masih dipenuhi sampah. Selama ini, tak sedikit warga yang nekat membuang sampah di lokasi, meski TPS telah ditutup. “Persoalan-persoalan ini yang harusnya diselesaikan dulu sebelum memindahkan PKL ke lokasi itu,” katanya.

Menanggapi hal itu, Subagiyo akan berkonsultasi lebih dulu dengan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo terkait permintaan pedagang untuk memperpanjang waktu pembongkaran lapak hingga akhir April. Sebab keputusan relokasi pedagang sepenuhnya ada di tangan Wali Kota.
Sementara terkait persoalan banjir dan sampah, DPP segera berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk menyelesaikan persoalan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya