SOLOPOS.COM - Situasi kawasan Jl. Madukoro, Kota Semarang. (olx.com)

Penataan PKL Semarang dilakukan pemkot setempat dengan mewujudkan eco district yang didukung Prancis.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota Semarang bertekad melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) sesuai konsep eco district. Dalam mewujudkan konsep itu, Pemkot Semarang akan menerima uluran tangan dari pemerintah Prancis.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Eco district ini merupakan sebuah konsep yang diharapkan Pemerintah Prancis untuk dapat diwujudkan di Kota Semarang,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Jumat (29/7/2016).

Hal itu diungkapkan Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—seusai bertemu dengan perwakilan pemerintah Prancis dan perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kedatangan mereka di Semarang adalah untuk menawarkan pembentukan eco district di Kota Semarang.

Menurut Hendi konsep eco district yang ditawarkan itu sejatinya sejalan dengan usaha Pemkot Semarang untuk mewujudkan Kota Atlas sebagai kota yang berkelanjutan. Karena searah dengan langkah Pemkot Semarang, perhatian Pemerintah Prancis itu pun diapresiasi.

Konsep eco district itu, masih menurut Hendi, bakal diterapkan Pemkot Semarang dalam penataan PKL, pembangunan ruang publik, serta penyediaan sarana dan prasarana untuk masyarakat umum. “Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Prancis. Targetnya, proyek eco district dimulai 2017. Ini sekaligus juga akan menjadi penunjang Bandara Kota Semarang yang baru nanti,” katanya.

Lokasi pelaksanaan proyek pembangunan sesuai konsep eco district tersebut mencakup kawasan Jl. Madukoro dan sekitarnya yang merupakan salah satu akses menuju Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.

Sejak 2011
Endra Atmawijaya dari Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR mengatakan eco district merupakan konsep pengembangan kota hijau yang sudah dilakukan Kementerian PUPR sejak 2011. “Jadi, ini nanti bentuknya urban project, bukan infrastructure project sehingga yang dibicarakan bukan hanya soal infrastruktur yang baik, namun lingkungan sekitarnya juga harus baik,” katanya.

Project Director Green Building Franck Miraux yang merupakan perwakilan Pemerintah Prancis optimistis proyek eco district di Semarang bisa menjadi proyek percontohan bagi kota-kota lainnya. Terkadang, kata dia, pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, tetapi pembangunan eco district yang akan dilakukan di Semarang itu merupakan keinginan masyarakat. Yang jelas, simpul Franck, proyek eco district tersebut meliputi tiga aspek, yakni building development, public infrastructure, dan civil society.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya