SOLOPOS.COM - Peresmian Pasar Sibela, Mojosongo, Solo, Jumat (13/3/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos/ilustrasi)

Penataan pedagang di Jl.Jayawijaya diperlukan, agar Pasar Sibela Mojosongo bisa hidup.

Solopos.com, SOLO—Pedagang Pasar Sibela meminta pemerintah untuk bisa menertibkan pedagang yang masih berjualan di sepanjang Jl. Jayawijaya, Mojosongo, Jebres. Pedagang sembako di Pasar Sibela, Sapto, 46, mengatakan sejak para pedagang yang sebelumnya berjualan di dalam Pasar Sibela keluar dan berjualan di sepanjang JL. Jayawijaya, kondisi pasar semakin sepi. Untuk itu, pedagang meminta seluruh pedagang yang berjualan di jalan bisa dipaksa masuk untuk berjualan ke dalam pasar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sangat terasa sekali, karena pembeli lebih memilih untuk beli di luar pasar dibandingkan di dalam pasar, karena faktor lebih mudah,” katanya kepada solopos.com, Selasa (16/6/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Pedagang lain, Triyono, 45, juga mengakui kondisi serupa. Menurutnya, jika pedagang masih banyak yang berjalan di Jl. Jayawijaya tentunya akan semakin menggerus pedagang yang ada di dalam Pasar Sibela.

“Banyak pembeli yang tidak mau repot masuk ke dalam pasar, mereka lebih memilih membeli di luar pasar. Kami berharap pedagang tersebut bisa ditertibkan dan diminta masuk,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Solo F. X. Hadi Rudyatmo meminta pedagang yang masih berjualan di sepanjang Jl. Jayawijaya, Mojosongo, Jebres untuk bisa berjualan di dalam Pasar Sibela. Hal ini supaya pedagang bisa berjualan bersama di satu lokasi, selain itu juga bisa membuat pasar semakin ramai.

“Saat ini pemerintah juga baru membangun shalter bagi PKL di Mojosongo, tetapi saat ini memang belum selesai,” ujarnya seusai memberikan sambutan di acara pemberian corporate social responsibility (CSR) dari Bank Danamon di Pasar Sibela, Mojosongo, Selasa.

Mengenai semakin sepinya pengunjung pasar, ia meminta Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) bisa membuat berbagai kegiatan promosi dan hiburan. Ini supaya pasar tersebut bisa mendapat perhatian dari masyarakat dan bisa meningkatkan daya jual.

Branch Corporate Officer Bank Danamon Soloraya, Moh. Mettakhurreza, menyampaikan dalam pemberian CSR tersebut, pihaknya memberikan beberapa bantuan seperti dua ruang toilet, dua unit gerobak sampah, lima unit tong sampah, delapan unit wastafel, dan 15 unit papan zoning.
“Total nilai CSR ini yaitu Rp44,5 juta, ini untuk mendukung program peduli lingkungan di pasar tradisional,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya