SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Penataan Pasar Gede akan segera dilakukan namun pedagang minta agar relokasi diundur.

Solopos.com, SOLO-Pedagang pelataran sisi utara Pasar Gede menolak direlokasi ke pasar darurat di Jl. Urip Sumoharjo yang rencananya dilaksanakan pekan ini. Mereka menilai Pemerintah Kota (Pemkot) tidak pro wong cilik dengan merelokasi pedagang di saat Puasa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pedagang meminta Pemkot mengundur waktu untuk merelokasi hingga usai Lebaran mendatang. Sejumlah pedagang yang ditemui solopos.com, Rabu (24/6/2015), mengatakan siap melawan jika Pemkot tetap akan merelokasi pedagang dalam waktu dekat ini.

“Hari ini [Rabu] mestinya kami direlokasi ke pasar darurat. Tapi kami menolak, dan tetap beraktivitas seperti biasa,” ujar pedagang jeruk, Wiryo Remin.

Wiryo mengatakan puasa hingga Lebaran merupakan momentum penting yang ditunggung-tunggu pedagang setiap tahunnya. Biasanya selama Lebaran, omset penjualan pedagang naik hingga 100% dengan ramainya pembeli. Sementara jika direlokasi ke pasar darurat saat ini, tentu akan membuat nasib pedagang kelimpungan. Pedagang harus beradaptasi dengan lokasi baru, sehingga dikhawatirkan berimbas pada omset pedagang. “Mbok saya minta tolong sekali kepada Pemkot, diundur sampai setelah Lebaran,” pintanya memelas.

Selama ini, Wiryo mengatakan tidak semua pedagang dilibatkan dalam rencana penataan Pasar Gede. Hanya perwakilan pedagang yang diundang untuk mengikuti sosialisasi penataan Pasar Gede. Dia mengaku pedagang tidak satu suara terkait rencana penataan pasar yang akan merelokasi pedagang dalam waktu dekat ini. “Yang setuju direlokasi sekarang hanya segelintir pedagang saja. Lainnya minta diundur sampai selesai Lebaran,” klaim dia.

Penolakan relokasi juga disampaikan pedagang lain, Winarni. Ia menolak direlokasi ke pasar darurat dalam pekan ini. Menurutnya relokasi akan mematikan usaha pedagang yang sudah dirintis selama bertahun-tahun. “Kami mau direlokasi, asal tidak sekarang. Ini puasa, kalau boleh kami memohon habis Lebaran saja,” pintanya.

Winarni bersama puluhan pedagang lainnya berharap Pemkot mengundur waktu pelaksanaan relokasi hingga setelah Lebaran. Harapannya, pedagang bisa sedikit bernafas lega mengais rezeki disaat Lebaran.

Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Solo, Subagiyo mengatakan tidak bisa menunda relokasi pedagang ke pasar darurat. Hal ini berkaitan dengan proyek penataan Pasar Gede yang harus dikerjakan tepat waktu. Pihaknya tidak ingin persoalan relokasi pedagang ini akan berimbas pada pelaksanaan penataan Pasar Gede yang tidak rampung sesuai target waktu. “Pasar darurat sudah kita bangun sejak tahun lalu. Tapi karena waktu mepet, proyek tidak bisa dikerjakan. Dan baru dikerjakan tahun ini,” kata dia.

Sejauh ini, Subagiyo menuturkan pedagang telah menyepakati waktu relokasi ke pasar darurat. Sesuai rencana, Subagiyo mengatakan relokasi akan dilakukan pada Rabu ini. Namun batal dilaksanakan lantaran masih menunggu rampungnya perbaikan beberapa bangunan pasar darurat tersebut. Subagiyo menargetkan dalam waktu tiga hari mendatang perbaikan pasar darurat rampung dan pedagang bisa direlokasi.

“Jadi jangan sampai proyek tidak bisa dikerjakan lagi seperti tahun lalu. Kami minta pedagang memahami,” pinta Subagiyo.

Sesuai data DPP, sebanyak 77 unit selter pasar darurat berukuran 1,9 meter x 2,5 meter dibangun pada Oktober 2014, menggunakan dana APBD sekitar Rp 110 juta. Subagiyo mengatakan penataan kawasan Pasar Gede dilakukan berbarengan dengan revitalisasi bangunan Pasar Gede sisi barat. Revitalisasi dilakukan dengan cara mengembalikan bentuk bangunan seperti semula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya