SOLOPOS.COM - Parkir elektronik di kawasan Coyudan. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan parkir Solo, DPRD menyayangkan potensi PAD hilang akibat pemberlakuan parkir elektronik.

Solopos.com, SOLO--DPRD Solo menyayangkan sejumlah potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang lenyap lantaran berbagai problem teknis dalam penerapan parkir elektronik.  Legislator menilai Pemkot Solo belum sepenuhnya siap dalam peralihan sistem parkir manual ke parkir elektronik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Ketua Komisi III DPRD, Sugeng Riyanto, mengatakan temuan 1.700 kendaraan bermotor yang lolos dari mesin pencatat parkir di Coyudan sangat disayangkan. Menurut Sugeng, kejadian tersebut sebenarnya bisa dihindari jika Pemkot mengantisipasi kendala teknis dan sumber daya manusia (SDM) jauh-jauh hari.

“Kami sangat kecewa karena di rapat terakhir, Pemkot sudah menyampaikan kesiapan ihwal sistem, perangkat serta SDM parkir elektronik. Ternyata faktanya jauh panggang dari api,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (20/10/2015).

Sugeng memahami perubahan sistem parkir manual menjadi elektronik tidak bisa serta merta. Menurut Sugeng butuh waktu untuk penyesuaian perilaku terutama dari juru parkir (jukir). Namun politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tak bisa menoleransi kegagalan sistem lantaran perangkat yang tidak responsif dengan kondisi lapangan.

Diketahui baterai printer portabel hanya bertahan enam jam dari kondisi ideal 12 jam. Beberapa kali alat parking meter pun tak terhubung dengan printer portabel. Jukir juga mengeluh gagal menginput data karena pengendali sistem parkir butuh di-restart.

“Kendala teknis yang dihadapi jukir menjadi bukti belum ada kesiapan dari sisi pelaksana,” kata dia.

Pihaknya segera mengevaluasi kelebihan dan kekurangan sistem parkir elektronik bersama Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo).  Menurut Sugeng, parkir elektronik bisa kontraproduktif dengan pemenuhan PAD jika Pemkot dan perangkatnya masih kedodoran. “Ini menjadi bagian evaluasi Komisi III. Hal-hal teknis mestinya sudah disimulasikan dan diantisipasi sebelumnya.”

Sekretaris Komisi III DPRD, Maria Sri Sumarni, menilai wajar muncul persoalan dalam masa transisi perubahan sistem parkir. Pihaknya mendorong sosialisasi intens kepada masyarakat agar pengguna jasa parkir disiplin dalam memakai parkir elektronik.
Diketahui masih banyak warga yang kabur sebelum aktivitas parkir dicatat di parking meter. “Belum perlu sanksi atau tindakan represif lain. Yang diperlukan justru edukasi ke masyarakat,” kata dia.

Maria menambahkan kesiapan petugas dan dinas terkait menjadi kunci dalam kesuksesan penerapan parkir elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya