SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Suasana trotoar dan jalan Malioboro terlihat lengang di hari pertama memasuki bulan Ramadan 1437H, Senin (06/06/2016). Pemandangan ini saat deretan warung tenda yang menjadi sentra kuliner pada siang hari ini tutup sementara. Tutupnya warung tenda juga menjadi bagian dari rasa toleransi kepada umat muslim yang sedang menunaikan ibadah puasa ramadan.

Penataan Malioboro belum dapat berjalan 100%.

Harianjogja.com, JOGJA — Upaya pemerintah untuk menjadikan kawasan Malioboro sebagai jalur khusus untuk pejalan kaki tak luput dari kendala. Petugas pelaksana proyek penataan kawasan Malioboro kerap menemui adanya kendaraan bermotor nekat parkir maupun melintas di atas jalur pedestrian yang kini dalam proses pembangunan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Manajer Proyek Revitalisasi Kawasan Malioboro Tahap I Eri Purnomo Listiyanto menyampaikan yang masih bisa ditoleransi atau diperbolehkan melintasi kawasan pedestrian adalah sepeda. Masih adanya orang tertentu yang nekat melintasi pedestrian dengan kendaraan bermotor dinilai minim kesadaran. Mengingat, revitalisasi Malioboro sejatinya mengembalikan kawasan itu untuk para pejalan kaki.

“Kalau ada, langsung saya datangi, saya suruh keluar. Tetapi masih ada saja, kadang juga jengkel dewe, ini memang kesadaran yang belum muncul,” ucap dia.

Eri terus berupaya mengebut proyek tersebut, agar pada 6 Desember 2016 bisa diserahterimakan kepada Pemda DIY. Sayangnya, bukan perkara mudah mengerjakan proyek yang berada di jantung kota pariwisata itu. Bagi dia, kendalanya tidaklah berat, tetapi hal kecil seperti proses sinkronisasi antara pelaksana proyek dengan para pedagang di sisi timur Jalan Malioboro. Seringkali pihaknya harus mengubah perencanaan ketika ada pedagang yang belum siap untuk tutup. Sementara, sangat tidak mungkin untuk menghentikan sebagian besar pedagang.

Jika area yang menjadi objek proyek itu bersih, kata dia, pelaksana akan dengan mudah melakukan pengerjaan dengan waktu singkat. Akantetapi karena banyak tempat bisnis dan wisata di sekitarnya jadi memang butuh waktu untuk berproses.

“Kami menyesuaikan dengan mereka [pedagang], sosialisasi ke mereka [pedagang]. Contoh kemarin, pada hari Jumat, mau memasang teraso untuk di depan DPRD [DIY], ternyata yang vendornya belum siap, akhirnya kami harus rubah lagi, kami sampaikan [ke pedagang] monggo jualan sampai Senin, hal-hal seperti inilah [jadi kendala],” terang dia.

Pada revitalisasi tahap pertama ini, Eri bertanggungjawab menyelesaikan penataan Malioboro dari sisi utara atau depan Hotel Inna Garuda hingga ke selatan sampai Hotel Mutiara dengan panjang sekitar 572 meter. Pihaknya mulai memasang sejumlah aplikasi street furniture di kawasan tersebut. Seperti difabel guidance, pergola tempat berteduh yang sudah mulai dipasang dari sisi utara, kemudian lampu khas Jogja yang menjadi penerangan jalan. Serta sejumlah pipa untuk instalasi air minum yang nanti memudahkan pejalan kaki untuk mendapatkan air minum.

Kemudian di pinggiran trotoar tepian jalan sisi timur, diberikan resapan air dengan kedalaman sekitar satu meter. Di titik tersebut akan di tanami pohon Perdu dan pohon Soka. Penataan ini dengan mempertimbangkan sistem akuifer, untuk menampung air hujan dari jalan agar masuk ke resapan guna menjaga kestabilan air tanah. “Diharapkan air permukaan terjaga elevasinya untuk sumur dangkal,” ujar dia.

Kabid Cipta Karya Dinas PUP-ESDM DIY Muhammad Mansur menyatakan, sebagai contoh agar bisa dilihat masyarakat, pengerjaan revitalisasi Malioboro akan dipilih depan gedung DPRD DIY agar diselesaikan lebih awal.

“Biar masyarakat yang bertanya bisa melihat langsung contoh yang sudah jadi,” ungkap dia.

Terkait hal tersebut, menurut Eri, street furniture yang akan dipasang di depan gedung DPRD DIY. Meliputi, kursi, tempat parkir sepeda, lampu budaya khas Jogja, kran air minum, pergola tempat berteduh serta tempat sampah. Untuk kursi akan dipasang antara enam hingga delapan unit yang terbuat dari campuran kayu jati dan besi dengan bentuk kursi sandar dan tanpa sandaran. Kemudian untuk tempat sampah dipasang dua jenis sampah organik dan nonorganik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya