SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Penataan Kota Solo, penataan kawasan Tirtonadi sejak 2015 hingga ditargetkan selesai 2017 menelan dana Rp201 miliar.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo merancang integrasi penataan kawasan Tirtonadi guna mewujudkan ikon kota di bagian Solo utara. Integrasi penataan itu diperkirakan menelan anggaran Rp201 miliar dan ditargetkan rampung 2017.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Taufan Basuki, wacana integrasi penataan kawasan Tirtonadi  telah mulai dikerjakan Pemkot pada 2015. Tahapan itu, meliputi penyusunan detail engineering design (DED) kawasan Tirtonadi dan rumah galeri  Tirtonadi, pendataan warga bantaran Kali Pepe, penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan stakeholders terkait, permohonan penyerahan aset rumah sosial Minapadi dari Kementerian Sosial ke Pemkot, koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta sosialiasi kepada masyarakat.

“Pada 2015 baru sebatas tahapan jangka pendek. Sedangkan jangka menengah dan panjang dikerjakan tahun ini dan 2017,” kata dia ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Jumat (16/12/2016).

Dia mengatakan penataan kawasan Tirtonadi menjadi sangat penting dan mendesak direalisasikan sebagai wajah kota di sisi utara. Hal ini sejalan dengan program Pemkot dalam pengembangan kawasan Solo utara.

Dia mengakui selama ini pengembangan kota masih terfokus di selatan. Fenomena pembangunan infrastruktur di kawasan strategis kota sering diwarnai perbedaan kepentingan, kewenangan, serta prioritas penanganan hingga penganggaran.

Sumber dana baik dari pemerintah pusat, pemperintah provinsi, maupun kota, sering membuat program penataan kawasan menjadi tidak efektif. Kawasan Tirtonadi adalah salah satu kawasan strategis di Kota Solo yang berpotensi memberikan dampak cukup luas untuk perkembangan wilayah Solo utara. Namun kondisinya saat ini sangat memprihatinkan karena tidak berfungsi secara optimal.

“Dengan potensi jaringan infrastruktur kota seperti jalan dan jembatan, sungai, terminal, taman kota serta jejak memori masa lalu, Pemkot merancang integrasi penataan di kawasan itu,” katanya.

Integrasi penataan kawasan Tirtonadi tentunya dengan merevitalisasi jejak masa lalu sebagai salah satu brand image Kota Solo. Hal ini diharapkan dapat memberikan solusi pengembangan dan pembangunan secara menyeluruh.

Langkah ini ditindaklanjuti  Pemkot dengan menyusun rencana strategis jangka pendek, menengah, dan panjang. “Setidaknya tahun depan ada 13 program kegiatan yang akan dikerjakan. Beberapa di antaranya kegiatan lanjutan tahun ini.”

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan sumber dana integrasi penataan kawasan Tirtonadi tidak hanya dari APBD Kota Solo. Ada juga dana dari pemerintah pusat dan provinsi. Beberapa program kerja penataan kawasan Tirtonadi, di antaranya pembangunan rumah galeri sungai Tirtonadi, pembangunan rumah susun, pembangunan jembatan, dan menyusun peta genangan.

“Selain itu pula program kerja pembangunan bendung karet dan revitalisasi Kali Pepe yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo,” katanya.

Dia mengatakan kawasan Solo utara dibidik Pemkot menjadi central business district (CBD) atau daerah pusat kegiatan bisnis. Tiga kawasan segitiga meliputi Tirtonadi, Komplang, dan Joglo ditetapkan sebagai CBD Solo utara bagian barat. Sedangkan Kawasan Mojosongo sebagai CBD Solo utara bagian timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya