SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor dan mobil melintas di Jl. Gatot Subroto Solo, Jumat (8/1/2016). Pemkot Solo berencana menata kawasan koridor jalan tersebut dengan konsep walking street dengan dana bantuan dari Pemprov Jateng senilai Rp15miliar. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan Koridor Solo, pelaku usaha mempertanyakan lahan parkir setelah pembangunan koridor selesai.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pelaku usaha yang berjualan di sepanjang Jl. dr. Radjiman ruas Singosaren sampai bunderan Baron meminta pemerintah mempertimbangkan dengan cermat ketersediaan lahan parkir di kawasan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana melanjutkan penataan kawasan pejalan kaki di Jl. Gatot Subroto ke Jl. dr. Gatot Subroto ruas Singosaren sampai bunderan Baron.

Ekspedisi Mudik 2024

Penjual Tahu Kupat Sidomampir yang membuka lapak di warung sisi utara Jl. dr. Radjiman ruas Pasar Kembang-bunderan Baron, Heri Wahyudi, 30, khawatir pelanggan atau pembeli berpikir dua kali untuk mampir ketika kesulitan mencari lahan parkir.

“Kalau mau jalannya mau dibangun ya harus dipikirkan dulu tempat parkirnya. Pelanggan jajan itu yang dilihat tempat parkirnya dulu. Kalau susah cari parkir, mereka mending cari tempat lain,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di warungnya, Kamis (11/8/2016).

Dia mengemukakan ketersediaan lahan parkir sebelum adanya penataan koridor atau kawasan pejalan kaki di kawasan bisnis itu sudah minim.  “Pembeli selama ini cukup susah cari tempat parkir. Mereka tidak boleh parkir di seberang jalan [sisi selatan Jl. dr. Radjiman] karena sudah digunakan pemilik lahan di sana. Kalau parkir di samping sini, juga sudah digunakan yang punya lahan sendiri. Nantinya ketika digunakan untuk koridor, praktis parkir makin sempit lagi,” keluhnya.

Heri berharap pemerintah menyediakan solusi seiring penetapan kebijakan penataan koridor yang baru memasuki tahap penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL). “Solusinya dicari dulu sebelum membangun,” tuturnya.

Senada dengan Heri, pengelola warung makan ayam geprek Kubis Nangkring yang membuka lapak di sisi selatan Jl. dr. Radjiman ruas Singosaren-Pasar Kembang, Pradito, 32, juga khawatir krisis lahan parkir di Jl. dr. Radjiman.

“Biasanya pembeli yang ke sini pas jam makan siang sampai sore hari cukup kesulitan mencari lahan parkir. Jatah parkir hanya di depan sini [bisa menampung kurang lebih lima sepeda motor]. Untung toko sebelah tutup, jadi masih bisa nebeng,” kata dia.

Dito, sapaan akrabnya, juga berharap ada pemecahan masalah perparkiran sebelum memangkas lahan parkir untuk ruang pejalan kaki.

Salah seorang pengguna jalan yang melintasi Jl. dr. Radjiman, Tyas, 30, setuju dengan pembangunan koridor Radjiman mulai dari Singosaren sampai bunderan baron. “Menurut saya bagus. Pepohonan di sini cukup rindang untuk jalan-jalan. Selain itu di sini juga butuh ruang pejalan kaki yang nyaman karena jalur lambat sudah dipakai untuk parkir,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo Agus Djoko Witiarso mengatakan penataan Jl. dr. Radjiman akan dikerjakan per segmen. Tahap pertama segmen yang akan dikerjakan adalah ruas Singosaren hingga Bundaran Baron. Kawasan tersebut dipandang memiliki nilai historis tinggi sebagai saksi bisu perpindahan Keraton Kartosuro ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya