SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Proyek penataan kawasan kumuh di RW 001 Kelurahan Mojo (dulu RW 023 Kelurahan Semanggi), Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, molor. Hal itu karena proses lelang proyek yang sedianya berlangsung April lalu molor hingga Juli ini. 

Pengerjaan proyek percontohan nasional menggunakan konsep konsolidasi lahan itu baru bisa dimulai paling cepat pertengahan atau akhir Agustus. Koordinator Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Solo, Cornelius Tri Cahyo, mengatakan penataan kawasan itu menggunakan pagu anggaran hingga Rp60-an miliar yang bersumber dari Pemkot Solo, Pemprov Jateng, dan APBN. 

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Proyek ini juga mengajak sejumlah pihak untuk memberikan bantuan lewat corporate social responsibilty (CSR). Informasi yang diperoleh Solopos.com, lelang proyek bersumber dana APBN tengah berlangsung, sementara dari APBD Jateng masuk tahap penelitian dokumen. 

“Sesuai rencana awal untuk pembangunan huniannya, kami menghimpun dana dari CSR dengan mengirimkan proposal ke sejumlah perusahaan. Dana dari APBN Rp17,4 miliar, nah kolaborasi APBD Kota, APBD Provinsi, dan CSR bisa sampai Rp60-an miliar,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (4/7/2019).

Cahyo, sapaan akrabnya, mengatakan berdasarkan Rencana Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali (Land Acquisition and Resettlement Action Plan/LARAP) hunian yang akan ditata berjumlah 55 unit. Pada pekan pertama Juli, puluhan bangunan yang sebelumnya dihuni masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) itu sudah rata tanah. 

Sebelumnya pada April masih ada dua hunian yang belum dirobohkan. Selain menyasar hunian, penataan juga bakal memperbaiki saluran drainase sabuk Sungai Bengawan Solo, ruang terbuka hijau (RTH), saluran air bersih master meter, dan penataan koridor jalan. 

“Desain hunian menggunakan prinsip rumah sehat. Karena baru mulai Agustus atau paling lambat September, proyek ini kemungkinan belum rampung akhir tahun. Karena pendanaan bersifat tahun jamak, maka tidak menjadi masalah,” papar Cahyo.

Lurah Mojo, Margono, mengatakan 55 keluarga terdampak penataan seluruhnya sudah pindah ke rumah instan sederhana sehat (RISHA) yang lokasinya bersebelahan dengan Rusunawa Semanggi, Februari lalu. 

“Tinggal menunggu pengerjaan karena seluruh warga sudah pindah. Saat ini lokasi pembangunan sudah rata dengan tanah,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya