SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Solopos.com, JAKARTA – Tim penyidik Densus 88 menyatakan paspor yang digunakan oleh empat WNA, terduga anggota jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), yang ditangkap di Poso pada Sabtu (13/9/2014) lalu, adalah palsu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto mengatakan dari penyidikan yang dilakukan didapati berbagai data yang tidak cocok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Misalnya, usia salah seorang WNA di paspor tertulis 27 tahun, akan tapi dari keterangan yang bersangkutan, usianya 19 tahun.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jadi banyak data yang tidak cocok. Paspornya palsu,” ujarnya, Senin (15/9/2014).

Terlebih, keempat WNA itu ternyata merupakan warga negara Turkistan Timur, Xinjiang (Uighur), salah satu provinsi dibawah Tiongkok, berbatasan dengan Turki.

Kemudian, paspor dengan kewarganegaraan Turki itu tidak memuat kepergian para WNA tersebut dari negaranya yang diklaim tersebut.

Dalam keterangan terakhirnya, keempat WNA itu menyampaikan mereka berangkat dari Turkistan menuju Kamboja lewat jalur laut. Kemudian dari Kamboja ke Thailand lewat darat tanpa paspor.

Setelah sampai di Thailand, mereka membuat paspor melalui perantara dengan biaya pembuatan US$1.000 per paspor.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur, Malaysia, kemudian masuk ke Indonesia melalui Bandung, Makassar, Palu, dan Parigi untuk pergi ke Poso.

Seperti yang diketahui, pada Sabtu (13/9/2014) dini hari, Polri melakukan Tim Densus 88 membuntuti sebuah mobil yang berisi tujuh orang, yakni tiga WNI dan empat WNA, terduga teroris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya