SOLOPOS.COM - Ilustrasi antinarkoba (bnnp-diy.com)

Penanggulangan narkoba dilakukan dengan berbagai cara salah satunya memberi pelatihan antinarkoba kepada mahasiswa.

Solopos.com, SOLO – Sebanyak 110 mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Soloraya mengikuti pendidikan dan latihan terkait pencegahan dan penanggulangan narkoba.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegiatan itu digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sabtu-Selasa (27-30/6/2015).

Peserta pelatihan diharapkan mampu menjadi kader pencegahan dan penanggulangan narkoba.

Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kemenpora, Yuni Poerwanti mengungkapkan dua tahun lalu Kota Solo menduduki peringkat pertama tingkat Jawa Tengah tentang banyaknya pemuda yang terkena kasus Narkoba.

Tahun ini meskipun angkanya masih cukup tinggi, jumlahnya telah menurun dan peringkat pertama justru pindah ke Kota Semarang.

“Kalau angka pastinya saya tidak tahu. Tapi informasinya Solo masih cukup banyak pemuda yang terkena narkoba,” jelasnya saat ditemui wartawan di sela-sela pelatihan, Senin (29/6/2015).

Oleh karena itu, ungkapnya, tahun ini Kota Solo menjadi salah satu kota tujuan pendidikan pemuda untuk pencegahan dan penanggulangan narkoba. Kota lainnya yang menjadi target Kemenpora yaitu Kota Singkawang.

“Kita sebenarnya ingin mengadakan kegiatan ini di banyak tempat. Tapi dalam satu tahun kita hanya bisa mengadakan di dua tempat,” ujar dia.

Menurut Yuni banyaknya pemuda yang terkena kasus narkoba tak lepas dari minimnya perhatian keluarga terhadap anak-anak. Selain itu juga faktor pergaulan. Oleh karena itu Yuni meminta para pemuda untuk selektif memilih teman.

Menurutnya, tidak masalah jika seorang pemuda memilih bergaul dengan teman-teman yang baik perilakunya dan serius memikirkan masa depannya.

Saat memberikan motivasi kepada mahasiswa peserta diklat, Yuni juga menyoroti soal wawasan kebangsaan para pemuda. Ia mengatakan saat ini banyak pemuda yang melupakan wawasan kebangsaan. Padahal wawasan kebangsaan itu menurutnya sangat penting.

Pencanangan gerakan revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo menurut Yuni sangat tepat untuk menyikapi kondisi bangsa seperti sekarang. Lebih baik terlambat melakukan revolusi mental daripada tidak sama sekali.

Seorang pemuda, katanya, harus mampu mewarnai kehidupan di tengah masyarakat, mampu mengambil peluang dan memanfaatkan peluang dengan baik untuk menempa diri menjadi pemuda berkualitas.

“Pemuda harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, kemampuan mengembangkan pengaruh dan memiliki pengetahuan yang luas,” katanya.

Salah satu panitia dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS, Bimo Hartanto mengatakan peserta diklat kebanyakan adalah mahasiswa yang aktif di organisasi. Sebagian lainnya mahasiswa umum.

Harapannya setelah mengikuti diklat, mereka bisa menjadi kader pencegahan dan penanggulangan narkoba di lingkungan sekitarnya.

“Jadi ilmu yang diperoleh tidak hanya untuk pribadi, tapi juga ditularkan kepada orang lain,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya