SOLOPOS.COM - BERLATIH -- Para peserta Diklat Dasar Sukarelawan PMI Wonogiri berlatih membuat denah selter pengungsian, Jumat (29/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

BERLATIH -- Para peserta Diklat Dasar Sukarelawan PMI Wonogiri berlatih membuat denah selter pengungsian, Jumat (29/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

WONOGIRI – Sebanyak 25 peserta pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar PMI Cabang Wonogiri menggelar praktik penanggulangan bencana. Praktik dilakukan selama dua hari, Kamis-Jumat (28-29/6/2012). Materi Jumat adalah outbound.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Instruktur diklat, Warjo menyatakan, outbound bermaterikan kerja sama. “Kerja sama dibutuhkan di setiap organisasi. Dengan demikian, relawan terlatih diharapkan mampu menjalin kerja sama dengan sesama relawan maupun warga di lokasi bencana,” terangnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Seorang panitia kegiatan, Daryanto Jliteng kepada Solopos.com menjelaskan, materi praktik penanganan bencana alam meliputi proses pembuatan selter, sanitasi dan tim pertolongan pertama atau tim ambulans. Lebih lanjut Daryanto menceritakan, praktik penanganan bencana alam bermaterikan soal bencana alam tanah longsor. “Wonogiri rentan dengan bencana tanah longsor dan banjir. Untuk itu materi praktik disesuaikan dengan kondisi di Wonogiri,” jelasnya.

Praktik penanganan bencana tanah longsor, jelasnya, berawal dari informasi warga yang masuk ke markas PMI Cabang Wonogiri, Kamis siang. “Sore hari peserta diklat diberangkatkan dan dibagi ke dalam beberapa tim. Sesampai di lokasi praktik anggota tim melaksanakan tugas sesuai job masing-masing.” Misalkan tim evakuasi, jelasnya, sesampai di lokasi mengangkat 10 warga yang luka-luka ke rumah sakit terdekat sedangkan tim pembuatan selter membuat tenda pengungsian yang cukup untuk 1.250 warga pengungsi.

Sebelumnya, Ketua PMI Cabang Wonogiri, dr H Dwi Handoyo didampingi sekretaris demisioner, H Annajib Thohari menyatakan, target yang diinginkan oleh pengurus adalah bertambahnya relawan PMI sehingga peran PMI lebih maksimal. “Relawan terlatih diharapkan menjadi fasilitator di masing-masing kecamatan sehingga program 15 menit PMI berada di lokasi bencana terwujud. Juga, relawan terlatih mampu menjadi motivator warga untuk berdonor,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya