SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Penanganan masalah pengemis gelandangan dan orang tarlantar (PGOT) di Kota Solo diakui belum efektif. Sejauh ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo hanya memberi pembinaan, mendata dan memulangkan PGOT yang tertangkap razia.

Seperti Kamis (27/5), jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), mengamankan 15 orang PGOT di titik-titik stategis Kota Bengawan. Sebagian besar dari mereka berasal dari Solo, sedangkan lima orang di antaranya berasal dari luar Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Satpol PP Solo, Hasta Gunawan mengakui belum ada langkah-langkah penanganan yang efektif untuk menekan masalah sosial PGOT. Selama ini, para PGOT yang terjaring razia hanya dikumpulkan, didata, diberi pembinaan selama satu atau dua jam, selanjutnya dipulangkan ke daerah asal.

“Memang, penanganan kita akui tidak efektif. Mereka hanya dicatat, diberi pengarahan jangan begini jangan begitu, lalu dipulangkan. Saat ini kami sedang merancang konsep untuk penanganan. Tapi masih menunggu anggaran,” papar Hasta, saat ditemui wartawan, di Balaikota, Kamis.

Hasta menerangkan dibutuhkan penanganan yang sistematis untuk menyelesaikan persoalan PGOT di Solo. Konsep yang kini disusun, kata dia, memberi peluang para PGOT yang terjaring mendapatkan pembekalan pendidikan bagi PGOT usia anak-anak dan pelatihan untuk usia produktif.

“Pendidikan, memang kami hitung besar, karena termasuk di dalamnya ada rencana penyediaan fasilitas pendidikan. Mengenai teknisnya Dinsosnaker (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi-red) yang lebih tahu,” sambung dia.

tsa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya