SOLOPOS.COM - Proses pemasangan pipa saluran air dari sumber air menuju lingkungan yang lebih dekat dengan warga di sebuah desa di Kecamatan Pracimantoro, tahun 2019. (Istimewa/Warsito)

Solopos.com, WONOGIRI — Capaian program penanganan kekeringan di Kabupaten Wonogiri bagian selatan kini sudah membuahkan hasil positif. Akar permasalahan utama kekeringan di Wonogiri biasanya terkait dengan keterbatasan jumlah sumber air.

Pemkab Wonogiri pernah meneliti sumber air di bagian selatan. Hal itu dilakukan Bappeda Litbang Kabupaten Wonogiri. Selanjutnya, hasil penelitian dieksekusi Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penanganan kekeringan yang dinilai sudah membuahkan hasil di Wonogiri berada di Kecamatan Paranggupito. Di lokasi ini dikenal sebagai daerah terdampak paling parah dari potensi kekeringan. Hingga akhir 2021, penanganan kekeringan dinilai sudah baik.

Kepala Bidang Cipta Karya DPU Wonogiri, Bambang Agus Rinanto, mengatakan pekerjaan rumah penyediaan sumber air berada di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito. Sedangkan, sumber air yang dibutuhkan di Kecamatan Paranggupito selama ini berasal dari Sumberagung.

Baca Juga: Besar! Segini Kerugian Akibat Angin Kencang di Wonogiri dalam 1 Tahun

Sejak 2019, penambahan debit air mencukupi kebutuhan di Sumberagung terus dilakukan. Hal itu dilakukan hingga ke Banyutowo dan Waru.

“Penanganannya dari 2019 sampai 2020. Dilakukan dua tahun karena pada 2019 itu anggarannya masih terbatas,” kata Bambang saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (18/4/2022).

Sumber air di Desa Gendayakan hingga kini masih dianggap sebagai pekerjaan rumah menyusul jaringan airnya belum diperoleh secara maksimal. Kebutuhan air yang diperlukan sebanyak 12 liter per detik. Sedangkan hasil pekerjaan DPU Wonogiri baru bisa menyediakan kebutuhan sebanyak enam liter per detik.

Baca Juga: Kekeringan, Ratusan Warga Desa Guno Wonogiri Jalan Kaki Cari Air ke Sungai

Camat Pracimantoro, Warsito, mengatakan permasalahan kekeringan di wilayahnya sudah terentaskan hampir 100 persen. Ia mencontohkan, sebelum Joko Sutopo (Jekek) menjabat sebagai Bupati Wonogiri, ada sembilan desa yang mengalami kekurangan air bersih.

“Setelah Pak Jekek menjabat kan beliau ingin mengentaskan air bersih dan membangun jalan di Pracimantoro. Dari sembilan desa itu, kini hampir semuanya sudah terselesaikan dan menyisakan dua dusun, yaitu Bakalan dan Tileng yang berada di Desa Gambirmanis,” terangnya saat ditemui Solopos.com, Selasa (19/4/2022).

Meski begitu, dua dusun tersebut sejatinya telah mendapat jaringan air yang dibor dari Desa Suci. Lantaran warga memilih belum menggunakannya, maka air itu masih dibiarkan tak terkelola.

Baca Juga: Seluruh Desa Sudah Terpasang Air PDAM, Musim Kemarau Tahun Ini Pracimantoro Wonogiri Bebas Kekeringan

“Hingga sekarang, masyarakat masih menggunakan air hujan dalam memenuhi kebutuhan air,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya