SOLOPOS.COM - Salah satu pembicara dr Johan Kurnianda SpPD-KOHM dari fak kedokteran UGM saat acara Seminar Dr Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series 2015 di Auditorium Fakultas Kedokteran UGM, Sabtu (29/8/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Penanganan kanker di DIY perlu terus diupayakan.

Harianjogja.com, SLEMAN – Prosentase data pasien kanker di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) paling tinggi di Indonesia. Hal ini data riset kesehatan dasar (riskesdas) Kementrian Kesehatan 2013 yang menyatakan jika prosentase pasien kanker di DIY mencapai 4,1% dari jumlah penduduk atau sekitar 14.596 pasien.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Prosentase ini melebihi angka di Jawa Tengah dan wilayah lain. Di Jawa Tengah prosentase pasien kanker sebesar 2,1% atau 68.638 penderita. Prosentase ini baru diikuti DKI Jakarta dan Bengkulu yang hanya 1,9% dari total jumlah penduduk.

Senior Medical Information PT Kalbe Farma, Kupiya Timbul Wahyudi mengatakan angka ini didasarkan atas diagnostik dokter di rumah sakit maupun tempat praktek. Dari data ini memang sebenarnya tidak bisa disimpulkan bahwa di DIY penyakit kanker paling banyak.

“Ini bisa terjadi bukan hanya karena banyak orang berpenyakit kanker di DIY namun bisa juga karena DIY memiliki RSUP Sardjito jadi banyak menerima rujukan pasien kanker. Atau malah DIY memiliki sistem pendataan kanker yang bagus dibandingkan kota-kota lain di Indonesia,” jelas Timbul saat acara Seminar Dr Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series 2015 yang mengambil tema “Immunotherapy in Cancer From Principle to Practicedi” di Auditorium Fakultas Kedokteran UGM, Sabtu (29/8/2015).

Timbul melanjutkan, ada beberapa sebab pasien terkena penyakit kanker. Antara lain karena gaya hidup, virus, paparan sinar matahari dan karena keturunan atau genetis. Penyakit kanker yang banyak ditemukan di Indonesia secara keseluruhan adalah kanker leher rahim atau kanker serviks mencapai 60%, kanker payudara 17%, kaker kulit 11%, kanker nosofaring 7% dan lainnya 5%.

“Untuk DIY yang terbesar justru leukimia, kelenjar getah bening dan paru-paru. Tentu saja hal ini cukup unik mengingat tiga tipe ini memang jarang ditemui di Indonesia,” kata Timbul.

Kanker sendiri menurutnya sudah masuk 10 besar penyakit mematikan yang banyak diderita masyarakat di Indonesia termasuk DIY. Angkanya setiap tahun juga terus meningkat. Karena itulah, pihaknya terus melakukan upaya preventif lewat seminar dan diskusi.

Di sisi lain, pembicara lain dr Johan Kurnianda SpPD-KOHM dari fak kedokteran UGM mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk pencegahan terhadap penyakit ini. Salah satunya dengan gaya hidup sehat.

“Lakukan juga deteksi dini dengan papsmear untuk kanker serviks atau dengan pemakaian vaksin kanker,” jelas Johan yang mengatakan jika vaksin untuk kanker sendiri masih cukup mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya