SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo mencatat Kota Bengawan masih memerlukan ratusan sumur resapan untuk mengantisipasi problem banjir dan kekeringan. Setiap tahun, BLH berkomitmen membangun setidaknya 50 sumur resapan di lahan rawan banjir.

Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam (PKLH) BLH, Luluk Nurhayati, mengatakan Solo sejauh ini sudah memiliki sekitar 200 sumur resapan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sumur tersebut, imbuhnya, tersebar di lahan rawan banjir dan kekeringan seperti di Kecamatan Jebres dan Pasar Kliwon. Namun, pihaknya mengakui jumlah itu masih jauh dari ideal.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sejak 2010, setidaknya dibangun 50 sumur resapan per tahun dari dana APBD maupun CSR (corporate social responsibility). Namun ini perlu terus ditambah melihat kebutuhan lokasi rawan banjir,” ujarnya saat ditemui seusai penyerahan  bantuan 30 sumur resapan oleh Bank Danamon Solo di Balai Kota, Senin (28/10/2013).

Berdasarkan pemetaannya, ratusan sumur resapan masih perlu dibangun di lokasi rawan banjir dan fasilitas publik yang berkontur landai.

Menurutnya, pembangunan sumur resapan mendesak di wilayah seperti Pucangsawit, Sangkrah, Semanggi, Joyotakan dan Sriwedari.

“Seiring musim penghujan, perlu pengendali agar air mengalir lancar, tidak menggenang,” terangnya.

Selain mengantisipasi banjir, imbuhnya, sumur resapan berfungsi menyediakan cadangan air saat kekeringan. Hal itu lantaran sumur menyerap air ke dalam tanah saat hujan.

Menurut Luluk, swadaya pembuatan sumur resapan selama ini cukup sulit karena hambatan alat.
“Pembuatan sumur akhirnya cenderung menunggu bantuan. Kami imbau warga proaktif mengajukan pembangunan lewat Musrenbangkel.”

Lebih jauh, pihaknya mendorong pendirian bangunan privat maupun publik menggunakan material ramah lingkungan. Menurut Luluk, perkerasan dengan aspal atau beton menyulitkan air mengalir.

“Disarankan menggunakan paving block. Lebih bagus jika ditambah sumur resapan atau lubang biopori.”

Pada bagian lain, Wali Kota, F.X. Hadi Rudyatmo, berkomitmen menggerakkan semangat ramah lingkungan dengan pemberian komposter dan alat pemilah sampah. Rudy menargetkan, mulai 2014 pemilahan sampah bisa dimulai dari rumah tangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya