SOLOPOS.COM - Ilustrasi Investasi (JIBI/Solopos/Antara)

Ilustrasi Investasi (JIBI/Solopos/Antara)

Ilustrasi Investasi (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, BOYOLALI–Perkembangan nilai investasi di wilayah Boyolali naik signifikan di tahun 2013.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Menurut informasi di Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Boyolali, penanaman modal asing (PMA) yang masuk di Boyolali tahun ini cukup besar.

Bahkan pada Jumat (22/11/2013) ada calon investor asal Thailand yang melakukan survei ke BPMP2T dan berniat investasi di Boyolali.  Tahun ini realisasi investasi asing mencapai Rp76,78 miliar. Nilai ini naik dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya berkisar US$6.500.

“Asing tahun ini cukup besar. Satu-satunya PMA yang investasi tahun ini adalah pabrik makanan olahan daging sapi yang berkembang di kawasan Randusari,” kata Kepala BPMP2T Boyolali EL. Rusdijanti Hardjoloekito, melalui Kabid Penanaman Modal, Sigit Yulianto, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Jumat.

Tahun ini perusahaan olahan daging sapi yang cukup ternama akan melakukan perluasan usaha di wilayah Randusari dan akan melakukan diversifikasi produk bekerja sama dengan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Boyolali.

Dia melanjutkan, total nilai investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Boyolali mencapai angka Rp2,45 triliun. Sementara, di sepanjang tahun ini saja sampai dengan Oktober 2013 nilai investasinya sudah mencapai Rp1,09 triliun dengan jumlah investor sebanyak 819 investor. Angka ini melonjak tajam dari investasi sepanjang tahun 2012 yang hanya berada pada nilai Rp273,25 miliar.

Untuk investasi PMDN yang berkembang di Kota Susu, tambah Kasubid Pengendalian BPMP2T Boyolali, Eko Nugroho, kebanyakan berasal dari sektor industri garmen dan perdagangan.  Tingginya investasi yang masuk ke wilayah ini, menurut Eko, didorong adanya pengembangan tata ruang kota di Boyolali yang jelas, misalnya untuk zona industri yang salah satunya berkembang di wilayah Teras dan Mojosongo. Bahkan, dengan adanya rencana pengembangan zona industri di salah satu kecamatan membuat investor semakin tertarik masuk ke Boyolali.

Sigit menambahkan, majunya industri garmen di Boyolali tak lepas dari tingginya potensi pasar garmen yang berkembang di Kota Solo. “Pasar dan perdagangan garmen di Solo sangat tinggi. Sehingga industri berkembang di wilayah sekitarnya termasuk Boyolali.”

Selain investasi yang sudah terealisasi, Sigit mengatakan ada beberapa potensi investasi di Boyolali yang ke depan bakal dikembangkan. “Kami sudah promosikan itu. Dan sudah ada beberapa calon investor yang tertarik dan akan kami tindaklanjuti.”

Potensi investasi itu meliputi bidang industri kemasan plastik, pengembangan pasar tradisional, industri olahan makanan, furnitur, kawasan industri dan kawasan berikat serta pengelolaan sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya