SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kita ketahui ada tiga pusat lingkungan pendidikan anak, yaitu pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat dan pendidikan sekolah. Di antaranya pendidikan keluarga menempati peran yang paling kuat dan strategis dalam membentuk watak, jati diri dan pribadi anak termasuk budi pekerti.

Budi pekerti merupakan kebiasaan anak dalam hidup kesehariannya. Seberapa jauh orang tua melatih kebiasaan itu, sehingga kebiasaan itu jadi sesuatu nilai yang bukan sekadar pengetahuan dan pemahaman, akan tetapi sesuatu yang telah menjadi milik pribadinya. Menyatu dengan dirinya dan tampil secara reflektoris, tanpa diperhitungkan nilai positif dan negatifnya lagi.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Saya berpendapat bahwa sesungguhnya pendidikan keluarga merupakan basis pendidikan anak. Hanya sayangnya, saat ini justru keluarga menjadi bagian dari pendidikan yang secara sengaja menempati posisi sangat lemah. Yang diperoleh oleh anak dari keluarga adalah hasil pendidikan orang tua dan keluarganya yang terjadi secara spontan. Sehingga capaian dari hasil pendidikan keluarga itu tidak terarah. Terjadi secara spontan atas reaksi interaksi dengan lingkungan keluarga yang lebih diwarnai hasil tindakan yang emosional.

Nah, tindakan keluarga yang emosional ini akhirnya direaksi anak secara emosional pula. Hubungan emosional antar manusia punya nilai positif bila muatan emosi yang terjadi lebih memerankan interaksi antar hati mereka. Emotional Quotient Management (EQM) anak-anak kita menjadi rendah, dengan demikian anak-anak kita menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan-rangsangan luar.

Semua rangsangan luar yang dirasa tidak cocok dengan dirinya langsung direaksi secara emosional. Saya juga melihat bahwa orang tua masih cenderung menempatkan anak bukan sebagai orang yang perlu diemong, justru sebaliknya ditempatkan sebagai sasaran pemuasan akan tuntutan emosinya. Oleh karena itu realita idealisme pendidikan keluarga kita saat ini telah mengalami pemudaran peran.

Saya kira, watak, jati diri dan pribadi yang terjadi dari hasil pendidikan keluarga pada saatnya memang harus berhadapan dengan gejala lingkungan yang terjadi di masyarakat dan lingkungan alamnya. Gejala lingkungan yang tidak sesuai dengan dirinya dapat direaksi positif atau negative adalah tergantung dari watak, jati diri dan pribadinya. Hasil interaksi inilah yang akan menentukan corak perkembangan anak ke masa depan mereka, dan akan menentukan watak manusia dewasa yang akan datang.

Pendidikan masyarakat seperti juga pada pendidikan keluarga, kurang menggunakan kurikulum, sehingga jelas pendidikan keluarga dan masyarakat tidak diciptakan kondisi yang memiliki nilai pendidikan yang jelas.

Sebaliknya pendidikan di sekolah menggunakan kurikulum dalam menciptakan kondisi pendidikan pada anak. Tapi, sayangnya sampai saat ini sekolah belum menampilkan citra yang baik dalam menciptakan kondisi pendidikan yang mendidik, karena orientasinya hanyalah pada pendidikan pengetahuan, dan saya lihat hal itupun belum membangun potensi intelektual peserta didik. Sehingga banyak kritik ditujukan pada sekolah kita, adanya yang menyatakan dengan deschooling, ada yang mengatakan pendidikan sekolah membelenggu dan lainnya.

Arah perkembangan pendidikan anak ditentukan oleh hasil interaksi antara warna watak, pribadi dan jati diri anak dengan lingkungan masyarakat luas, yang diwujudkan dengan adanya dampak dan respons antara pengaruh luar dengan kekuatan sang anak dari hasil pendidikan keluarga. Bila dampak direspons positif, berarti dampak memiliki pengaruh kuat, dan bila dampak direspons negatif berarti  dampak memiliki pengaruh lemah dari pada responsnya.

Karakteristik pribadi anak termasuk budi pekertinya sangat ditentukan oleh hasil interaksi respons dan dampak pengaruh lingkungannya. Apabila direfleksi dari mana karakteristik anak itu diperoleh,  terjadi dari paling tidak oleh pertama genetika, yakni sifat bawaan anak dari lahir, kedua hasil pendidikan keluarga, ketiga hasil interkasi dengan masyarakat dan lingkungan luas, dan dari keempat hasil interaksi dengan pendidikan di sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya