SOLOPOS.COM - Aktivitas penambangan pasir di lereng Merapi (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Aktivitas penambangan pasir di lereng Merapi (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Penambangan pasir Merapi masih menuai masalah. Para penambang tradisional meminta Pemkab Magelang bertindak tegas terhadap alat berat yang masih beroperasi di kawasan lereng Merapi 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Kanalsemarang.com, MAGELANG- Para penambang pasir tradisional Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Serikat Buruh Slenggrong Merapi “Punokawan” meminta Pemkab Magelang bertindak tegas terhadap para penambang yang menggunakan alat berat.

Ketua Serikat Buruh Slenggrong Merapi “Punokawan”, Fatkhul Mujib di Magelag, Selasa, mengatakan hampir 11 tahun Serikat Buruh Slenggrong Merapi tetap komitmen untuk memperjuangkan kepentingan penambang pasir tradisional di Merapi.

Ia mengatakan selama dalam proses banyak kebijakan pemerintah Kabupaten Magelang yang tidak pernah diimplementasikan dan dilakukan penegakan sehingga hal ini memberikan dampak yang merugikan bagi para penambang tradisional.

Ia menuturkan beberapa hal penting yang tidak pernah dilakukan, antara lain penertiban dan melarang penambangan menggunakan alat berat,dalam hal ini pemkab hanya bermain retorika dan tidak pernah ada satu pun pelaku penambangan yang diproses dan ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku dan hingga sekarang penambangan menggunakan alat berat masih berlangsung.

“Janji Pemkab Magelang yang akan mempermudah dan mempercepat pengurusan surat izin penambangan rakyat hingga hari ini belum terealisasi, kami telah mengajukan izin berikut persyaratanya pada 29 September 2014, namun kenyataanya izin belum turun,” ujar dia seperti dikutip Antara, Selasa (13/1/2015).

Menurut dia BBWSO terkesan mempersulit keluarnya rekomendasi teknik (rekomtek) dengan memberikan standar aturan yang digunakan untuk izin penambangan rakyat sama dengan standar penambangan umum.

“BBWSO terkesan mengulur-ulur dan mempersulit keluarnya rekomtek dengan maksud untuk memberikan ruang gerak kepada mafia tambang yang menurut data yang kami peroleh para mafia tersebut dekat dengan pejabat di BBWSO,” katanya.

Ia menuturkan dalih mafia tambang adalah normalisasi sungai dan saat ini tengah mengincar wilayah Bego Pendem yang belum pernah ditambang secara mekanis dan hanya ditambang secara manual.

Menurut dia BBWSO selalu dicatut namanya dalam setiap penambangan dengan alat berat dengan dalih normalisasi dan dalam hal ini BBWSO tidak pernah melaporkan para mafia tersebut meskipun sudah mencatut nama BBWSO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya