SOLOPOS.COM - Ilustrasi.dok

Penambangan liar Boyolali, warga Karangkendal kembali menerima teror terkait penambangan.

Solopos.com, BOYOLALI–Teror terhadap warga yang menuntut penutupan penambangan liar di Dusun Jurang Dakon, Desa Karangkendal, Kecamatan Musuk, berlanjut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang warga Dusun Karangkendal, Desa Karangkendal, Suwandi, 42, mengaku mendapat ancaman rumahnya akan dibakar.  “Ada yang mengatakan kepada kakak saya kalau rumah saya akan dibakar,” kata Suwandi, kepada Solopos.com, Senin (19/10/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Ancaman itu diduga berkaitan tuntutan warga yang berbuntut penutupan penambangan liar untuk sementara ini. “Ada sekelompok masyarakat tertentu yang mungkin merasa dirugikan setelah penambangan liar itu ditutup. Mungkin mereka merasa tidak ada lagi tempat mencari nafkah jadi mereka mengancam,” imbuh Suwandi.

Sekelompok masyarakat yang belakangan mengancam warga diduga sering mencari nafkah dengan menjadi pekerja di proyek galian tersebut.  “Saya mau lapor ke kepolisian tetapi setelah berunding dengan warga lain yang juga diteror, kemudian dengan tokoh di desa kami, rencana pelaporan itu kami tunda dulu.”

Suwandi adalah salah satu warga yag sudah bertahun-tahun mengelola tanah ara-ara seluas 2.000 meter persegi.  Tiga tahun lalu, tanah tersebut menjadi areal pertambangan. Suwandi hanya menerima kompensasi Rp3 juta.

Seperti diketahui, selain Suwandi, warga lain di Dusun Karangkendal, Sutikno, sebelumnya juga mendapat teror. Tanaman yang dia tanam di lahan ara-ara mengaku dibabat orang tak dikenal. Diapun melapor ke kepolisian terkait perusakan tanaman tersebut.

Kapolsek Musuk, Iptu Sukoco, mengatakan telah menindaklanjuti laporan terkait perusakan tanaman milik salah satu warga di Karangkendal. “Ndak dibabat habis. Kami sudah cek ke lokasi, memang ada perusakan tanaman tetapi tidak banyak,” kata Iptu Sukoco. Dia meminta warga di Desa Karangkendal bisa menciptakan suasana kondusif sembari menunggu penyelesaian konflik penambangan liar.

Kades Karangkendal, Slamet Sumarno, mengaku tidak tahu ada warga yang mendapat teror. Dia mengklaim wilayahnya aman tanpa teror apapun. “Kami jamin wilayah kami tetap kondusif. Saya pun dalam waktu dekat siap memberikan jawaban atas tuntutan warga,” kata Slamet.

Wakil Ketua DPRD Boyolali, Fuadi, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali tegas menertibkan galian liar yang ada di wilayah Boyolali khususnya wilayah Cepogo, Musuk, Selo, dan Ampel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya