SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI – Dua penambang tras di Dusun Pendem, Desa Nguneng, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri tewas tertimbun longsoran tras, Selasa (17/1/2012) sore. Dua korban adalah Sarmun, 40 dan Parlan, 40, keduanya warga Dusun Pendem RT 007/RW 004, Desa Nguneng, Kecamatan Puhpelem.

Informasi yang dihimpun Espos, jenazah kedua korban rencananya akan langsung dimakamkan, Selasa. Camat Puhpelem, Achmad Trisetyawan Bambang Hernawan menceritakan, kedua korban sehari-hari berprofesi sebagai penambang tras. Dikatakannya, penambangan tras dilakukan apabila ada pesanan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Tadi (Selasa) cuaca mendung dan tidak turun hujan namun longsoran tras menimpa kedua korban,” ujarnya.

Diceritakannya, evakuasi kedua korban selesai sekitar pukul 16.30 WIB. “Hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Puhpelem disaksikan petugas kepolisian, kedua korban tewas karena murni kecelakaan. Anggota keluarga kedua korban juga menunggui evakuasi. Karenanya, jenazah kedua korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.”

Lebih lanjut Camat Puhpelem mengatakan, kedua korban masing-masing meninggalkan seorang istri dan seorang anak. “Kejadian yang merenggut dua nyawa diperkirakan berlangsung sekitar pukul 15.30 WIB. Kami mendengar ada warga yang sempat menyapa keduanya sewaktu istirahat sebelum kejadian tersebut.”

Kedua korban, ujarnya, melakukan penambangan di Dusun Pendem RT 003. diceritakannya, di awal menambang keduanya tidak merasakan hal aneh sehingga mampu menggali tras hinggaa empat meter. “Peristiwa nahas berlangsung saat kedua korban beristirahat di tepi tebing tambang tras. Tiba-tiba tebing jugruk (longsor). Evakuasi dilakukan oleh warga setempat dengan penuh hati-hati karena tubuh kedua korban tertimbun longsoran.”

Dikatakan oleh Camat Puhpelem, petugas Dinas PESDM Wonogiri pernah mengingatkan kepada para penambang agar lokasi penambangan dibuat terasering. Pembuatan terasering itu, jelasnya, dimaksudkan agar ada penahan dan tidak membahayakan.

Sementara itu, salah seorang staf PMI Cabang Wonogiri, Katman dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas), Wonogiri, Gatot Gunawan saat dihubungi Espos secara terpisah menyatakan, belum mendapat laporan perihal peristiwa itu. Namun demikian, Katman menyatakan PMI segera berkoordinasi dengan pengurus yang lain untuk menentukan ada tidaknya bantuan.

“Biasanya, PMI memberikan bantuan kepada korban bencana alam. Kami berterima kasih telah mendapat informasi dan besok akan kami sampaikan kepada pengurus (PMI Wonogiri),” ujar Katman.

Terpisah, Gatot Gunawan menjelaskan, penambangan tras secara manual di Kecamatan Puhpelem sudah dilarang namun belakangan muncul kembali. Dia mengaku tidak berhak menutup ataupun tidak lokasi penambangan. “Soal ditutup atau tidak bukan wewenang kami. Cuma, dahulu pernah ada larangan penambangan tras secara manual.”

Kepala Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Manusia (PESDM) Wonogiri, Arso Utoro saat dihubungi telepon selularnya tidak aktif.

JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya