SOLOPOS.COM - Sejumlah warga mengeruk salah satu lokasi penambangan untuk dibuat parit agar kendaraan pengangkut pasir tidak bisa melintas masuk ke kawasan bantaran Sungai Progo di Desa Banaran, Galur, Jumat (18/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Mayoritas penambang modern tumpuk material di tengah sungai.

Harianjogja.com, BANTUL— Penumpukan batu koral sisa penambangan pasir di Sungai Progo tak hanya dilakukan oleh PT Pasir Alam Sejahtera (PAS) saja. Praktik tersebut disebut-sebut dilakukan oleh mayoritas penambang pemegang Izin Usaha Penambangan (IUP) di sepanjang aliran Sungai Progo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bukan PT PAS saja, hampir semua seperti itu. Numpuk material,” ungkap Ketua Kelompok Penambang Progo (KPP), Junianto Kamis (19/10/2017). Padahal menurutnya ada 11 pemegang IUP di sepanjang sungai yang mengalir di Kulonprogo dan Bantul itu. Selain mengikis sempadan sungai yang membahayakan lahan pertanian, dampak penumpukan material tersebut juga dirasakan langsung oleh penambang tradisional. Menurutnya aliran sungai yang terpusat ke timur, membuat arus sungai menjadi deras dan menyulitkan penambang tradisional beroperasi.

Junianto menilai penumpukan material tersebut dikarenakan pihak pemegang IUP ogah mengeluarkan banyak biaya untuk merekayasa aliran air sungai agar tetap bisa mengalir. Sebab berdasarkan pemantauannya, tumpukan material tidak hanya digunakan untuk menambang saja tapi juga sebagai lalu lintas truk ataupun alat berat yang digunakan untuk mengangkut pasir. “Padahal harusnya mereka bisa memasang gorong-gorong. Itulah mereka cuma kejar keuntungan saja,” kritiknya.

Sepemantauannya, hal ini sudah terjadi sekitar setengah tahun terakhir. Rofiandi, Direktur Utama PT PAS mengatakan sudah menyiapkan tenaga kerja untuk membersihkan tumpukan itu. Tenaga kerja di lokasi tersebut akan diinstruksikan untuk segera membersihkan batu koral yang dipermasalahkan. “Ada beberapa tumpukan saja, hari ini sudah akan dibersihkan,” janjinya. Ia mengakui keluhan tersebut sudah pernah disampaikan langsung oleh beberapa pihak kepadanya, termasuk oleh warga. Hanya saja, ia berdalih butuh waktu untuk membersihkan material tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya